Tiga Pertanyaan
Tiga Pertanyaan
Sumber : Pinterest
Karya :
Alicia Gwen Halim
Halo namaku Auretta Laddie. Aku lahir dan dibesarkan di Paris oleh kedua orang tuaku. Sekarang aku sudah menginjak usia 16 tahun dan duduk di bangku SMA, lebih tepatnya kelas 2. Masa SMA yang ku jalani layaknya teman-teman sebayaku, sampai aku bertemu dengannya. dia membuatku bertanya-tanya tentang cinta. Tetapi dari semua pertanyaan itu, tiga pertanyaan inilah yang sangat ingin ku ketahui.
Bagaimana rasa mencintainya?
Semuanya bermula ketika awal kelas 1 sma. Aku bukanlah orang yang suka bergaul,melainkan aku adalah murid pemalu.Aku hanya punya satu teman yang selalu berada di sisiku. Namanya kate, dia sudah menjadi temanku sejak SD kelas 2. Dia seperti saudara perempuan bagiku,Aku mencintai segala hal tentang dia. Tetapi pada saat ini kita terpisahkan oleh kelas yang berbeda.
Kringgg, suara dering bel menandakan jam istirahat telah tiba. Aku menaruh sekotak bekal transparan yang sudah ibu siapkan di atas meja. Aku termenung, menatap bekal berisi sayur brokoli dan sebuah sandwich. Ya, ini pertama kalinya aku makan sendiri tanpa teman-temanku.
"kenapa kamu hanya melamun, bukankah itu makanan mu diatas meja?"
Terdengar suara lelaki dari sebelah kiri yang kemudian mengambil kursi dan duduk diseblahku. Aku hanya melamun melihat muka lelaki itu penuh dengan kebingungan.
"Auretta Laddie kan?"
Nama aku tidak pernah terdengar begitu indah Seperti yang baru saja Keluar dari mulutnya. Aku hanya mengangguk karena aku sangat ragu untuk berbicara selain dengan sahabatku. Tapi ternyata bagus, kami berbicara tentang banyak hal dan saya cukup terkejut dengan diri saya sendiri.
Mulai dari percakapan itu, aku tak ragu lagi untuk merasa sendirian di kelas tanpa sahabat ku. Aku merasa aku sudah mempunyai...teman?. 4.00 waktu pulang sekolah, aku menjumpai sahabat ku yang berada di halaman sekolah.
"Retta, disini!"
Aku menengok dan berjalan ke arah suara hangat itu yang sedang melambaikan tangannya.
"Ta, gimana hari pertama kamu, sudah ada yang bisa diajak bicara kah?"
"Sudah,aku berbicara dengan seorang lelaki bernama alan."
"Alan damien, Seorang lelaki dengan bola mata berwarna hijau,hidung yang mancung, dan rambutnya yang sedikit berantakan...?
"Iya, kamu tau dia ?"
"Ah tidak, aku hanya pernah melihatnya." Ucap ia dengan tawa canggungnya sembari menghelus rambut nya.
Berbaring di ranjang aku menatap ke atas, memikirkan kata kata kate yang ia ucapkan tadi siang. Aku tau ada yang aneh darinya,Apakah Kate ada hubungan dengan Alan yang aku tidak ketahui?
Hari berjalan dengan hari aku dan Alan semakin dekat. Kami sering menghabiskan waktu bersama, seperti pergi ke toko buku,memancing, pergi ke museum karena itu adalah hal comon yang kami berdua sukai.
September 13 2022
Angin malam itu menerpa kami yang tengah berada di tempat teratas atap,berduduk menikmati suasana malam hari, menatap bintang bintang yang berkelip di langi. Kami saling bercerita dan mendengarkan satu sama lain.
"Apakah kamu pernah merasa...tersakiti?"
"Tidak, kehidupanku biasa saja. Mengapa kamu bertanya ?" jawab Alan menatap ku dengan kebingungan yang ada di muka nya.
"Masa kecilku berantakan, aku adalah kutu buku sesungguhnya, aku selalu di bully oleh orang lain sampai sekarang. Semuanya sakit, tapi aku tau Aku harus tetap bertahan demi sahabatku, dia adalah orang yang sangat berharga, dia melindungi ku setiap kali aku dipukuli, dia selalu memberikan motivasi yang Luar biasa. Tetapi.. sekarang kami udah beda kelas dan jadwal, dia tidak bisa melindungi aku lagi..., Aku hanya ingin untuk bisa menjaga diriku tanpa bantuan orang lain."
.....
Ia datang memelukku dan berkata " Berjanjilah padaku untuk tidak menyembunyikan Dirimu saat kau kesakitan, Tidak adil jika kita tertawa bersama Tapi kamu menangis sendirian. Dan aku akan mencoba melindungi mu setiap hari."
Mendengar itu aku membuka mataku, Aku tidak bisa menahan senyum padanya, mencintai betapa indahnya dia, dia membuatku merasa bahwa,
Aku mencintainya.
Realitasnya memukul aku, dan aku pikir aku selalu merasakannya di sana, membangun di bawah permukaan, tetapi melihatnya membalas senyum aku, masih terkubur di dalam diriku, tidak dapat disangkal. Aku mencintainya.
Bagaimana rasanya dicintai balik?
Kelas bermula, aku sedang menunggu Alan untuk datang tetapi sudah lepas dari 20 menit dan ia belum Dateng, apakah dia sakit?. Sembari mendengar Pak guru menerangkan pelajarannya, terdengar, suara langkah kaki seseorang,membuka pintu dan berjalan kedepan kelas. Itu siapa..?.
"Maafkan aku pak, saat di perjalanan tadi ada sedikit masalah."
"Gapapa nak ", ia berkata sambil mendekati murid itu dan menyuruh nya untuk memperkenalkan dirinya.
"Hallo semua, nama aku Kayla. Umur aku 14 tahun dan aku pindah ke sekolah ini karena papaku adalah kepala sekolah yang baru. Hal kesukaan aku adalah mendandan dan menggambar, semoga kami semua dapat berteman dengan baik".
Oh, ini anak kepala sekolah yang baru itu. Aku melihatnya dari atas sampai bawah, Baju yang dilapisi jaket bermerek mahal yang seharusnya tidak diperkenankan untuk dipakai di sekolah ini sangat menonjolkan sikapnya. Dan beberapa aksesoris yang ia gunakan seperti kalung,dan gelang yang tidak sesuai dengan aturan sekolah. Tetapi guru hanya mengabaikannya dan menyuruhnya ia duduk.
"Silahkan duduk di bangku yang sementara sedang kosong".
Aku melihat sekelilingku dan hanya bangku sebelahku yang kosong, bangku alan...baiklah, hanya untuk hari ini saja kan?.
Ia menduduki bangku itu, melihat mengarah ku dan bersenyum, aku hanya bersenyum balik dan melanjutkan pembelajaran nya. Setelah pembelajaran selesai aku membereskan meja dan segera keluar tetapi Kayla memberhentikan ku,
"anu...aku belom mengenal banyak tempat disini dan takutnya tersesat, boleh bantu aku untuk mengenal sekolah ini?"
Kata ia memegang tangan ku dan menyibakkan rambutnya. Aku hanya mengangguk kepala ku sambil memberi tur sekolah ini.
Selelsai memberi tur, kami berada di depan sekolah dan hendak menunggu jemputan kami.
"Terimakasih sudah memberikan ku tur sekolah, besok mau berangkat bareng ga?
"Maaf tapi saya sudah ada janji untuk berangkat sama temen saya". Ya, Alan. Aku harap ia akan datang besok pagi, tidak seperti hari ini ia tidak memberi informasi atau apapun kepada ku.
"Oh, baiklah.. aku pulang dulu ya! " Kata ia melambaikan tangannya kepada ku.
Serambi menunggu jemputan, terdengar suara panggilang seorang gadis dari belakang ku.
"Retta, kok kamu jarang bicara kepada ku lagi, Siapa cewe tadi itu, apakah dia temen baru kamu?" Aku menengok kan kepala ku kehadap suara itu, kate?
"Oh kate, kita jarang bertemu lagi ya .."
"Kenapa temanku,bukankah kita teman, Atau gadis itu temen barumu? Ucap dia menuruni tangga itu dan menaruh tangan kanannya di pinggangnya menghadap aku.
"Dia hanya murid baru, aku hanya bersamanya untuk memberikannya tur sekolah, lagipula aku bukan tidak ingin untuk berbicara kepada mu, hanya jadwal sekolah yang memisahkan kami kate."
"Oh ya? bagaimana diluar jam sekolah Retta. Setiap kali aku ajak untuk bermain kamu selalu sibuk, pasti karena Alan kan. Semua orang Berubah, aku tau, dan kita akan berlanjut untuk berubah. Orang-orang di mana kamu memberikan segalanya, Yang kamu merasa bahwa mereka akan berada di sana untuk kamu sepanjang waktu. Apapun itu, itu akan memudar. Dan itu berubah menjadi kenalan, dan kemudian menjadi orang asing ".
Dia mengatakan hal yang aku kira tidak bakal keluar dari mulutnya. Ia lalu jalan keluar membiarkan ku yang berdiri dibelakangnya, apakah menyukai alan salah? , Aku tidak merasa begitu. Karena semua orang berhak untuk melakukan apa yang ia mau, tapi jika ini akan merugikan persahabatan... Aku tidak akan beresiko untuknya. Atau mungkin aku sudah beresiko....
Aku memutuskan untuk pergi ke rumahnya Alan, sampai disana aku mengetok pintu dan menunggu jawaban. Setelah beberapa menit ku mengetok pintu, pintu itu terbuka melihatkan seorang perempuan yang terlihat seperti pembantu.
"Permisi, aku Auretta temannya Alan. Bolehkah aku berbicara dengan Alan sebentar?"
"Boleh, tetapi Alan sedang pergi keluar, kalau kamu mau nama tempat nya ini aku berikan untukmu." Ia mengambil sebuah kartu dari saku celana kanannya dan memberikannya kepadaku. Aku mengambilnya dan segera menuju ke tanpatnya itu. Saat berada di tempat itu aku mencari seluruh tempat sampai akhirnya aku bertemu dia di atap memandang pemandangan Eiffel tower dengan baju yang sangat mewah dan bunga mawar yang dipegangnya .
"Alan, apa yang kamu lakukan disini..."
Ia mendatangi dan memegang tanganku,
"Ketika Anda Mencintai sesuatu, Anda melakukan segalanya untuk melindunginya dengan benar?"
Dia memiringkan wajahnya ke bawah Memastikan mata kita bertemu.
Yang bisa kulakukan hanyalah menatapnya Dan hiperventilasi. Dia keluarkan kertawa kecil. "Kamu seharusnya mengatakan, oh ya"
"Dengar, aku sangat mencintaimu, dan kamu bahkan tidak mengetahuinya. Terkadang aku takut untuk menunjukkannya. Aku tahu kamu mencintaiku, dan kamu juga memiliki perasaan yang tersembunyi di dalam. So I don't just wanna be your first, i wanna be your last to."
Alan.... Aku mulai menangis. Dalam sekejap, dia memanjat tubuhku dan mencari wajahku dengan prihatin. "Apa yang salah?" Ekspresinya menjadi terpukul. "Seharusnya aku tidak mengatakan itu ya?"
Aku menggelengkan kepalaku dan berkedip di antara gempuran air mata. "Aku...menangis... karena..." Aku menarik napas dalam-dalam. "Karena aku bahagia."
ada perbedaan antara seseorang yang mengatakan bahwamereka mencintaimu dan mereka benar-benar mencintaimu.
Dan kali ini dia benar-benar mencintaiku.
Esok paginya, kami bergandengan tangan berjalan menuju sekolah. Saat berada di kelas, aku menduduki bangku ku, Alan mengikuti ku dan duduk di sebelah meja ku.
"Alan..itu meja sementara dipakai murid baru ".
"Oh, kalau begitu aku duduk dimana ? "
Kami pun melihat sekeliling untuk bangku kosong, namun tidak ada, dan dalam sekejap Kayla pun datan dan berjalan ke kami. Tetapi ia berhenti saat berada di depan kami, entah kenapa ia melihat Alan dengan muka yang sangat gembira.
"A-alan, Kamu sekolah disini ?" Ucap Kayla.
"Kayla, kamu kenal Alan?"
"Iya, dia pacar lama ku. Terakhir kali aku pindah sehingga kami harus putus. Aku ga sangka kalau kita berada di sekolah yang sama lagi". Ia lalu berjalan kedepan Alan dan memeluknya, tetapi sebelum itu Alan mendorong Kayla hingga Kayla hampir terjatuh.
"Alan kamu kok mendorong aku?, Seinget aku kamu dulu nangis saat aku pergi."
"Kita sudah tidak ada hubungan lagi Kayla, peristiwa yang di masa lalu biarkan itu pergi, sekarang aku sudah punya Auretta, dia pacar baru aku".
Kayla pun terkejut hingga dia memegang tangan Alan dan membawanya keluar ruangan kelas.
Poff Alan
"Kenapa dia! Apa kamu tidak suka dengan ku lagi?, aku sudah berusaha untuk membangun hubungan kita lagi, tapi kenapa dia?!" Kayla mengucapkannya dengan air tangis di matanya dan dengan suara yang keras.
"Kenapa orang lain kalau ada dia ?"
Aku mengucapkannya dan meninggalkan gadis itu yang sedang berdiam seperti batu, dan menuju kelas untuk melanjutkan kegiatan sekolah kami.
Dari saat itu Kayla pun sering melakukan hal buruk kepada ku, yang memalukan, menyakitkan, dan mengecewakan. Seperti pada saat waktu presentasi kelas, setiap murid disuruh untuk menyampaikan hal yang ingin ditaruh sebagai salah satu kenangan dari sekolah ini.Ia menampilkan Vidio masa lalu ku yang pada saat itu aku disiram dengan air di dalam toilet sekolah, aku tidak menyangka dia bisa mendapat Vidio itu.. itu Vidio sekolah lama. Bagaimana dia bisa mendapatkannya?.
Bagaimana rasanya kehilangan dia?
Malam ini, Aku menatap ponselku. Nama Alan tertera di sana. Aku sudah berkali-kali meneleponnya namun tetap tidak ada jawaban. Sampai ibu datang dan memelukku. Aku bingung, sampai ibu membisikkan sesuatu yang membuatku terdiam. Airmataku mengakur dari ujung mataku.
"Alan sudah tidak ada, nak." Begitu katanya.
Aku memeluk ibuku erat-erat. Aku tidak berharap itu benar-benar terjadi. Tidak sampai aku melihatnya. Batu nisan dengan Nama Alan Damien tertulis di atasnya dengan bunga-bunga terpapar di depan mataku. Aku terduduk, dan menangis sejadi-jadinya. Tiba tiba sosok perempuan datang menarik ku jauh dari batu nisan itu, aku kaget dan ternyata itu adalah Kayla dan Kate.
"Harusnya kamu yang meninggal !! " Teriakan keluar dari mulut Kayla sambil menetaskan air mata.
"Maksudnya, ini bukan salah ku Alan meninggal. Kamu kira aku mau dia meninggal"
"Ini semua tetap salah mu, seharusnya Alan tidak meninggal. Coba aja kalau kamu yang mengendarai mobil itu, pasti Alan selamat, sia-sia aku mencoba untuk menurunkan dirimu !"
Hah maksudnya, kematian ini ....
Dirangcang? Tentu aku memegang dendam kepada mereka, tetapi apakah ini waktu yang tepat untuk balas dendam... Aku anggap ini sebagai perlindungan Alan kepadaku supaya aku tidak meninggal, dia yang menggantikan ku saat aku ingin mengendarai mobil itu.
"Sudah kak, sebaiknya kita balik saja. Gaada waktu lagi kita untuk dia. Mungkin ini sudah takdir nya." Cakap Kate memegang punggung Kayla dengan kedua tangannya.
"Kalian berdua saudara..."
Kate menganggukkan kepalanya dan membawa Kayla pergi dari pemakaman ini.
Kate...kamu sepertinya benar. Sekarang aku sudah Kehilangan Alan dan kamu...
Aku kembali ke baru nisan nya Alan dan memandangnya.
"Di alam semesta lain, jika dengan keajaiban kamu pernah menemukan dirimu dalam posisi untuk jatuh cinta lagi .... Jatuh cintalah denganku".
Dulu kupikir aku tidak bisa melewati hari tanpa senyummu. Tanpa memberitahumu sesuatu dan mendengar suaramu kembali.
Kemudian, hari itu tiba dan itu sangat sulit tetapi hari berikutnya lebih sulit. Aku tahu dengan perasaan tenggelam itu akan menjadi lebih buruk, dan aku tidak akan baik-baik saja untuk waktu yang lama.
Karena kehilangan seseorang bukanlah sebuah kesempatan atau peristiwa. Itu tidak hanya terjadi sekali. Itu terjadi berulang kali. Aku kehilangan mu setiap kali aku mengingat perkataan mu, setiap kali aku menengok ke meja sekolah kiriku atau saat aku menemukan kaus lamamu di bagian bawah tumpukan cucianku.
Aku kehilanganmu setiap kali aku berpikir untuk menciummu, memelukmu, atau menginginkanmu. Aku pergi tidur di malam hari dan kehilanganmu, ketika aku berharap aku bisa memberi tahu mu tentang hari-hari ku. Dan di pagi hari, ketika aku bangun dan meraih ruang kosong di seprai, aku mulai kehilangan Anda lagi.
-THE END-