Dengan penuh semangat aku mengayuh sepedaku dengan sangat cepat. Aku masih menggerutu dan menyesali apa yang kuperbuat semalam…
Pelajaran hari ini telah usai, ini adalah hari yang kutunggu. Idol kesukaanku akan mengadakan konser online secara gratis di TV. Bagaimana tidak kutunggu-tunggu, ini adalah konser gratis. Acaranya dimulai pukul 09.00-12.00 WIB malam ini. Aku sudah menyiapkan segalanya untuk konser hari ini, cemilan, minuman dan lightstick ala-ala buatanku sendiri, supaya aku bisa semakin menjiwai dalam menonton konser nanti malam. Maklum lightstick official tidak cocok dikantongku.
Akupun siap duduk didepan TV dan tidak akan kubiarkan siapapun menggangguku. Satu demi lagu telah dibawakan, sampai akhirnya pukul 12 malam aku masih semangat dan bahkan mataku belum memberikan signal untuk tidur. Alhasil aku malah memilih bermain game dan menonton youtube. Tentu saja video idol kesayangaku yang kubuka. Sampai akhirnya waktu menujukan pukul 03.00 dan mataku lelah, akhirnya aku tertidur.
“1..2..3..4..5… 5 kali mama memanggilmu dan liat.. telat kan sekarang, cepat mandi lalu berangkat!” teriak mamaku dengan semangat. Aku hanya bisa diam dan bingung hal apa saja yang harus kulakukan terlebih dahulu sekarang. Mama terus mengomeliku dan menyalahkanku karena tindakanku semalam. Rasanya kupingku begitu panas mendengarnya.
Akhirnya aku segera mengeluarkan sepedaku dan mengayuhnya begitu cepat. Dengan penuh semangat aku mengayuh sepedaku dengan sangat cepat. Aku masih menggerutu dan menyesali apa yang kuperbuat semalam. Sampai akhirnya aku melihat pak satpam sekolahku yang sudah siap menutup pintu gerbang yang tinggi itu. “PAK TUNGGU PAK BENTAR !!” tapi tanpa memperdulikanku ia tetap menutup pintu gerbang itu. Yaudah, hal yang akan terjadi padaku selanjutnya sudah terbayangkan, pikirku dengan lemas karena menggoes sepeda dengan kecepatan yang tidak terbayangkan tadi.
Aku Rara, aku murid kelas X dari salah satu SMA terkenal dikotaku SMAN 1 Rancaekek. Aku cukup tinggi, berkulit sawo matang dan memiliki rambut sepundak berwarna hitam legam.
“Rara, kenapa kamu terlambat?” tanya guru BK itu setelah pak satpam membiarkanku masuk.
“itu bu, eee.. aku terlambat bangun bu karena semalam mengerjakan tugas yang banyak”
“Masa iya, sudah jangan banyak alasan, tugas mu sekarang masuk ke kelas-kelas dan catat berapa banyak orang yang absen hari ini, lalu setelah itu kamu ke lapangan dan bediri disana selama satu jam pelajaran” perintah ibu itu dengan cepat menyuruhku pergi untuk segera melakukan tugasku.
Aku hanya bisa mendengus kesal dan meratapi kebodohanku semalam yang tidak langsung tidur. Saat hendak ke kelas terakhir yaitu kelas 12, aku bertemu dengan kakak kelas yang terkenal tampan, Reza Rahardi. Seorang ketua OSIS yang terkenal pintar dan jago berolahraga. Semua orang mengenalnya dan ingin dekat dengannya, termasuk aku.
Saat melihatnya, ntah mengapa aku berpikir ini adalah salah satu kesempatanku untuk menegurnya. Dengan memberanikan diri aku menegurnya sambil menaiki tangga menuju ruang kelas 12 itu. “Kak..” sahutku dengan mengangguk kepala. Dia hanya melihatku dan tersenyum. Namun karena terlalu senang, tanpa sengaja aku tersandung dan membenturkan kakiku. Aku langsung melihat sekitar dan untung saja kakak itu tidak memperhatikanku. Sejenak aku berfikir bahwa terlambat juga ada hikmahnya. Pikiranku terbuyarkan karena rasa sakitku yang tiba-tiba muncul.
Setelah selesai melakukan tugasku yang pertama. Aku segera menuju ke lapangan dan melihat Rina, sahabatku sudah berdiri menghadap tiang bendera. Aku segera menghampirinya dan tertawa melihatnya. Ternyata ia juga dihukum karena terlambat. Kami pun berdiri disana menghabiskan jam pertama kami.
“Ra, tahu tidak ? aku tadi bertemu Kak Reza di tangga, kesempatan emas bukan? jelasku dengan menaikan alisku sambil menyombongkan diri. “Sudah lagi, dia itu susah untuk didekati. Ohya .. tentang acara outbond minggu depan kau ikut atau tidak? balas Ria dengan tetap menghadap ke atas melihat bendera.
“Pertanyaan macam apa kau ini, jelas aku ikut, itukan wajib dan lagi pula disana akan ada kak Reza yang memimpin acaranya” jawabku dengan senyum. Rina hanya memutarkan bola matanya ke atas karena malas menanggapi perkataanku.
Minggu selanjutnya..
Aku dan Rina sudah siap menunggu bis yang menjemput kami. “Semuanya baris sesuai kelompoknya” teriak kak Reza yang meilhat kami baris tidak beraturan. Aku kesal karena aku harus berpisah dari Rina yang berbeda kelompok denganku. Akhirnya aku menaiki bis, tanpa pikir panjang aku duduk dibaris nomor dua dari depan. Betapa kagetnya, ketika kak Reza tiba-tiba duduk disampingku dang mengatakan bahwa duduk disini adalah posisi yang tepat jika dia mau mengontrol semua orang yang ada disini. Aku hanya menggagukan kepala, walau rasanya aku ingin berteriak iya kak duduk aja mepet-mepet juga gapapa pikirku dalam hati.
Aku salah tingkah selama perjalanan, ntah apa yang kulakukan tapi kak Reza pasti bisa merasakannya. Sesampainya disana, kami segera turun. Tapi kak reza tidak langsung turun, dia menunggu yang lainnya turun terlebih dahulu. Dimana otomatis aku juga harus menunggu semua orang keluar karena kak Reza disebelahku.
“Ra, sabar ya kita terakhiran saja” perintahnya dengan lembut. Mendengar itu, aku terkejut dia mengetahui namaku tapi aku benar-benar bahagia dan rasanya aku ingin menjawabnya dengan mengatakan lama juga gapapa kak. Aku merasa sekarang Tuhan sedang berpihak padaku.
Acarapun dimulai, semua anak kelas 10 diminta untuk berkumpul di aula yang sudah disiapkan. Tiap kelompok mendapatkan kakak pembimbing satu persatu. Aku berharap Kak Reza dipilih sebagai kakak pembimbing grupku. Tapi aku sadar dia adalah ketua acara disini, tidak mungkin dia ikut andil dalam hal seperti ini, pasti dia hanya mengawasi saja.
Kami ditugaskan untuk menuruni bukit dan mengikuti games menarik di tiap posnya. Satu demi satu pos sudah kami lewati. Saat tiba di pos tiga, betapa senangnya hatiku, kak Reza berada disana juga seperti sedang menunggu kami semua datang.
Awalnya grup kami kesulitan, tapi terlihat Kak Reza berusaha untuk membantu kami dalam game tersebut. Saat hendak melanjuti ke pos selanjutnya, ternyata kak Reza mengikuti grup kami ke pos selanjutnya dan ikut sampai ke pos terakhir bersama kami. Sebuah anugrah bukan, aku masih berpikir perbuatan baik apa yang kulakukan hingga mendapatkan keberuntungan ini. Selama perjalanan aku benar-benar memiliki kesempatan bercanda dan mengobrol bersama Kak Reza.
Semenjak itu, aku semakin dekat dengan kak Reza. Semua orang juga tahu itu, bahwa aku dan kaak Reza semakin dekat. Sampai suatu hari Rina dengan tergesa-gesa menghampiriku “Ra….” teriaknya dari kejauhan. Betapa terkejutnya ketika Rina menunjukan handphonenya dan kulihat Kak Reza mengupload foto bersama perempuan teman sekelasnya dengan caption yang mengejutkan. Ia seperti mengumumkan bahwa ia baru saja jadian.
Seperti tersambar petir, aku lemas dan marah atas tingkahnya. Aku benar-benar kecewa karena selama ini kukira ada hal yang special diantara ka Reza denganku tapi ternyata semuanya hanya cara dia untuk menemukan orang yang bisa ia jadikan pacar. Semua orang juga mulai membicarakanku karena nasib malangku. Sejak hari itu, aku membiarkan semua terjadi dan gosip mereda. Aku bertekad akan menutup hatiku rapat-rapat dan berhati-hati untuk tidak terlalu percaya diri jika hasilnya belum jelas. Hal ini sungguh jauh dari harapan yang pernah kubayangkan. Jangan pernah berharap lebih pada seseorang, karena kita tidak tahu bagaimana kedepannya.