Friend Zone
Friend Zone
Violla
Aurel merupakan seorang anak tunggal yang sangat disayang oleh kedua orang tuanya. Ia bersekolah di SMA Harapan Bangsa. Ia merupakan salah satu murid yang terkenal di sekolah itu, karena ia merupakan seorang murid yang mempunyai paras yang cantik. Tak hanya itu, ia juga merupakan murid yang berprestasi. Pada suatu pagi di hari Senin, Aurel terbangun mendengar suara alarm yang ia pasang tadi malam. Mendengar suara alarm tersebut, Aurel pun terbangun, kemudian ia pun bergegas untuk bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Setelah selesai, ia pun keluar kamar, lalu menyempatkan diri menyantap roti bakar yang sudah disiapkan Mamanya. “Good Morning Ma!” sapa Aurel.
“Good Morning Sayang!” balas sang Mama. Mereka pun bersama-sama menyantap roti bakar. Setelah selesai menyantap sarapan bersama, Aurel berangkat ke sekolah diantar Mamanya.
Sesampainya di sekolah, Aurel menghampiri salah seorang temannya, Puput, yang saat itu sedang bercengkrama dengan pacarnya, Alex.
Setelah kurang lebih 10 menit mereka tertawa bersama, tiba-tiba bel berbunyi, dan ada pemberitahuan bahwa para murid harus segera berkumpul di lapangan, karena akan diadakan upacara bendera.
Mereka pun berbaris di lapangan. Sebagai ketua kelas, Alex diminta untuk menyiapkan barisan kelasnya. Cuaca yang sangat cerah bahkan cenderung panas membuat sebagian murid terlihat berjalan gontai menyusun formasi barisan. Beberapa menit setelah itu, upacara pun dimulai.
Setelah upacara selesai, semua murid diminta untuk kembali ke kelas masing-masing. Aurel, Puput, dan Alex pun kembali ke kelas, kemudian sambil menunggu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia masuk ke dalam kelas, mereka bertiga kembali bercengkrama, Kemudian guru masuk dan memberikan lembar soal yang harus dikerjakan secara individu oleh setiap siswa.
Bu Tari meminta bantuan Tasya untuk membagikan lembar soal tersebut, kemudian para siswa pun mengerjakan soal tersebut. Di tengah heningnya suasana kelas, Alex memberikan kode kepada Puput, ia memberi kode kepada Puput agar Puput memberi jawaban kepadanya. Puput pun memberi jawaban dari soal tersebut kepada Alex. Namun hal tersebut diketahui Bu Tari.
“Alex, Puput, silahkan maju ke depan, dan bawa soal yang kalian kerjakan!” Bu Tari pun menghukum mereka berdua. Sebagai hukumannya, Bu Tari meminta mereka untuk keluar dari kelas dan berjemur di lapangan, sampai jam pelajaran Bahasa Indonesia selesai.
Setelah jam pelajaran Bahasa Indonesia selesai, Bu Tari meminta izin kepada Bu Nita, agar Alex dan Puput tidak mengikuti pelajaran matematika, karena Bu Tari ingin mengajak mereka bertemu Bu Dina, supaya Alex dan Puput mendapatkan bimbingan konseling.
“Selamat siang Bu Nita, saya ingin memberi informasi, tadi pada saat jam pelajaran saya, Alex dan Puput ketahuan mencontek. Maka dari itu, saya ingin meminta izin pada jam pelajaran matematika kali ini, Alex dan Puput saya bawa ke ruang BK, untuk mendapat bimbingan konseling dari Bu Dina”
“Ohh, begitu ya bu.. kalau begitu silahkan Bu, agar mereka bisa mendapat bimbingan konseling.” Ujar Bu Nita
“Baik bu. Terima kasih.” ujar Bu Tari
Bu Tari mengantar mereka bertemu dengan Bu Dina “Selamat pagi Bu, saya ingin mengantar Alex dan Puput bertemu dengan Bu Dina. Karena tadi di jam pelajaran saya, mereka ketahuan mencontek Bu.” Ujar Bu Tari
“Selamat pagi Bu, baik Bu, kalau begitu, biar saya memberi bimbingan konseling untuk mereka. Terima kasih atas informasinya ya Bu.” Ujar Bu Dina.
Setelah selesai mendapat bimbingan konseling dari Bu Dina, Alex dan Puput keluar dari ruang BK. Mereka kembali ke kelas. Mereka sampai di kelas saat jam istirahat. Kemudian Puput menghampiri Aurel.
“Rel, pulang sekolah lo ada kegiatan ga?” Tanya Puput,
“Enggak kok, abis pulang sekolah gue ga ada kegiatan apa-apa” Jawab Aurel.
“Abis pulang sekolah kita ke café sebelah yuk! Ada yang mau gue certain ke lo
”Okey ayok!” jawab Aurel, tanpa ragu.
Setelah jam istirahat selesai mereka pun kembali melanjutkan belajar mata pelajaran terakhir, yaitu Bahasa Inggris. Setelah selesai, Aurel dan Puput langsung pergi ke salah satu café yang berada di dekat sekolah mereka. Sesampainya disana, sebelum mereka mengobrol, mereka memesan makanan terlebih dahulu.
“Lo mau pesen apa Put?” tanya Aurel.
“Gue pesen nasi goreng deh, minumnya jus mangga aja. Lo pesen apa Rel?”
“Gue pesen bakso deh, minumnya es campur.”
Sambil menunggu pesanan datang mereka pun mengobrol. “Lo mau cerita apa Put?” Tanya Aurel. Sambil menunggu pesanannya datang, Puput pun bercerita.
“Gue sebenernya udah mulai capek sama Alex.” “Hah! Cape gimana Put maksud lo? Kayaknya gue liat-liat, selama ini hubungan lo sama Alex baik-baik aja deh” jawab Aurel. “Sebenernya gue itu capek banget sama dia karena dia tuh ga pernah prioritasin gue, dia dateng ke gue itu kalo pas butuh aja. Misalnya, kalo ada tugas yang dia ga ngerti atau dia belum kerjain, dia pasti nyari gue. Dia juga sering ga ngabarin gue, gue juga sering jadi pelampiasan dia kalo dia lagi emosi padahal gue gak tau apa-apa, tapi dia tiba-tiba ngelampiasin emosinya ke gue. Tapi di satu sisi gue tuh sayang banget sama dia, gue ga mau kehilangan dia, Rel”
Saat mereka sedang asik mengobrol, tiba tiba pesanan datang “Permisi, ini Kak pesanannya” ujar seorang pelayan dengan nada ramah. “Oke Mbak, makasih” Jawab mereka dengan kompak.
Mereka pun menyantap hidangan, sambil melanjutkan mengobrol
“ Gini ya Put, gue ngerti, lo sayang sama dia, tapi, lo harus liat juga, dari dia ada feedback nya atau engga? Kalo emang ga ada, menurut gue, kalian mending udahan aja sih. Karena, menurut gue yang namanya hubungan, ya harus diperjuangin bareng bareng. Kalo cuman lo doang yang berjuang, lo bakal capek, Put”
“ Ya bener juga sih. Selama ini selalu gue yang usaha pertahanin hubungan, sedangkan dia, ga ada usaha sama sekali, gue kadang malah ngerasa cuman dimanfaatin aja sama dia” Jawab Puput
“ Ya berarti, sekarang keputusan nya di tangan lo. Lo tinggal pilih”
Setelah selesai menyantap hidangan yang mereka pesan, mereka pun pulang ke rumah masing-masing, karena waktu sudah menunjukkan pukul 14:00.
Sesampainya di rumah, Aurel langsung mengganti pakaian, kemudian mengerjakan tugas sekolahnya. Setelah tugas sekolahnya selesai, ia langsung mandi, kemudian ia pergi ke ruang makan, untuk menyantap menu makan malam yang sudah disiapkan oleh asisten rumah tangga di rumahnya.
Setelah selesai makan, ia kembali ke kamar. Di kamar, ia memikirkan tentang apa yang diceritakan Puput, ia tidak percaya dengan apa yang diceritakan oleh Puput. Aurel selama ini berpikir bahwa Alex adalah laki-laki yang baik, tidak seperti yang diceritakan oleh Puput. Aurel terus memkirkan hal itu, sampai jam sudah menunjukkan pukul 20:00. Karena hari sudah malam, Aurel menyiapkan buku untuk dibawa ke sekolah. Setelah selesai menyiapkan buku, ia langsung bersiap-siap untuk tidur, agar besok pagi, tidak terlambat berangkat ke sekolah.
“Good Morning, Aurel! Udah pagi nih. Siap-siap sekolah yuk!” Sang mama masuk ke kamar Aurel, untuk membangunkan Aurel yang sedang tertidur pulas. Setelah Aurel bangun, ia pun segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Setelah selesai memakai seragam, topi dan dasi, Aurel langsung keluar dari kamar untuk sarapan bersama sang Mama. Mereka berdua menyantap bubur ayam sebagai sarapan. Setelah sarapan Aurel pun berangkat ke sekolah, diantar mamanya.
Sesampainya di sekolah, Aurel melihat suasana kelas masih sepi, saat ia sampai di kelas, hanya ada Puput dan Vita. Aurel pun menghampiri mereka, kemudian mengobrol bersama mereka. Tak lama kemudian, Alex pun sampai di kelas. Kemudian ia pun mennyapa Puput, Aurel dan Vita. Setelah itu, ia mengajak Puput untuk membeli jajanan ke kantin.
Sesampainya di kantin, Alex mengatakan kepada Puput “Aku mau beli roti coklat ini. Kamu mau apa?” Kata Alex, sambil menatap Puput
“Aku mau beli roti itu juga, tapi yang rasa keju aja deh.” Jawab Puput
Setelah selesai jajan, mereka kembali ke kelas, karena jam sudah menunjukkan pukul 06:50 yang artinya, bel masuk akan segera berbunyi.
Tepat pukul 07:00 bel berbunyi, para murid segera menyiapkan buku pelajaran akuntansi. Tak lama kemudian Bu Sari masuk kelas. Lalu, Tania yang bertugas memimpin doa, langsung maju ke depan kelas untuk memimpin doa. Setelah selesai berdoa, Bu Sari menuliskan soal di papan tulis. Semua murid diperintahkan untuk mengerjakan soal tersebut. Para murid diperintahkan untuk memilih 1 orang teman, untuk mengerjakan soal tersebut secara bersama-sama. Alex memilih mengerjakan soal tersebut bersama Puput. Kemudian mereka berdua mengerjakan soal tersebut. Tetapi sebenarnya, hanya Puput yang mengerjakan soal itu, sementara Alex hanya menunggu jawaban Puput, kemudian menyalin jawaban tersebut ke bukunya. Setelah selesai, Puput memberikan jawaban tersebut kepada Alex “ Nih, aku udah selesai, kamu salin ya, ke buku kamu! aku bantu bacain ya biar cepet” Ujar Puput
“Wah! Cepet juga ya kamu. Makasi ya” jawab Alex. “Iyaa, sama-sama” Ujar Puput.
Setelah selesai menyalin jawaban tersebut ke buku Alex, mereka mengumpulkan buku tersebut ke meja guru. Setelah buku itu dikembalikan ke pemiliknya masing- masing, sebagai salah seorang murid yang berprestasi, Puput mendapatkan nilai 100, dan tentunya Alex juga mendapatkan nilai yang sama.
“Makasih yaa Put, kamu selalu bantu aku, setiap ada tugas.” Ujar Alex
“Iyaa, sama-sama. Aku seneng banget bisa bantu kamu” Jawab Puput. Tidak lama kemudian, bel pun berbunyi, menandakan waktu istirahat telah tiba. Saat jam istirahat tiba, Alex bermain bersama temannya, Roni. Sedangkan, Puput makan bersama dengan Aurel. “Put, ada materi matematika yang gue belum ngerti nih. Lo bisa tolong ajarin gue ga?” Tanya Aurel kepada Puput.
“Ohh, boleh sih, Rel. Gimana kalo kita belajarnya hari ini aja, di rumah gue? jadi kita bisa sekalian main” Ujar Puput
“Boleh juga ide lo, Put. Oke deh, nanti pulang sekolah gue ke tempat lo.”
Mereka melanjutkan pelajaran sampai pukul 12:00. Setelah itu, Aurel langsung pulang dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah Puput
Sekitar pukul 15:30, Aurel tiba di rumah Puput “Permisi, Puput, ini gue, Aurel” Ujar Aurel
“Ehh, Aurel udah sampe. Sini, Rel, masuk!” Ujar Puput “Kita mau ngapain dulu, nih Rel?” Ujar Puput
Hmm, belajar dulu aja yuk! Nanti baru kita main” Jawab Aurel
“Okee, Yuk!” Ujar Puput
Kemudian, setelah selesai belajar, mereka pun mengobrol
“Put ngomong-ngomong, lo sama Alex hebat banget deh! Bisa ngerjain soal akuntansi dan dapet nilai 100” Ujar Aurel.
“Hehe, iyaa. Tapi sebenernya, tadi gue ngerjain itu sendiri” Jawab Puput
“Lho! Sendiri gimana sih maksud lo?” Tanya Aurel, bingung
“Tadi gue ngerjain soal itu sendiri, tanpa bantuan Alex. Terus pas udah selesai, gue kasih ke Alex, supaya Alex bisa salin jawaban gue ke buku dia”
“Kenapa lo ngelakuin itu sih, Put?” Tanya Aurel dengan nada kesal.
“Gue tuh tau, Rel, Alex ga ngerti sama materi akuntansi, apalagi materi akuntansi yang lagi kita pelajarin di sekolah sekarang, dia bener-bener ga ngerti. Gue tuh udah pernah nyoba ngajarin dia, tapi dianya gak mau.” Jawab Puput.
“Tapi bukan berarti lo harus ngasih jawaban ke dia Put” Ujar Aurel dengan nada kesal
“Lo kan tau, Rel, gue tuh sayang banget sama Alex, gue bakal ngelakuin apapun yang bisa buat dia stay sama gue” Jawab Puput
“Put, gue ngerti lo sayang banget sama Alex, lo gak mau kehilangan dia. Tapi, lo juga harus pake logika, Put.
Justru kalo lo sayang sama dia, menurut gue lo ga boleh ngelakuin itu. Karena itu bakal buat dia males mikir dan ujung-ujungnya, dia bakal ketergantungan sama lo, Put.” Ujar Aurel
“Iyaa juga sih, Rel, yang lo omongin bener. Tapi gue harus gimana ya?’ Tanya Puput
“Itu semua ada di tangan lo, Put. Lo masih mau ngasih jawaban ke dia ngga? Kalo lo masih mau kasih jawaban ke dia, jangan kaget ya, kalo nanti dia ketergantungan sama Lo.” Ujar Aurel
“Tapi, gue takutnya dia pergi dari gue Rel, kalo gue ga kasih jawaban ke dia.” Ujar Puput
“Lo ga perlu takut, Put. Kalo dia emang sayang sama lo, dia ga akan ninggalin lo,cuman gara-gara hal itu.” Ujar Aurel
“Hmm, okee deh, nanti gue pikir-pikir lagi” Ujar Puput
Karena hari sudah mulai gelap, Aurel berpamitan pulang kepada Puput,
“Put, gue balik ya, makasi udah ngajarin gue.” Ujar Aurel
“Okeyy Rel, makasi juga udah main ke tempat gue.” Ujar Puput
Sesampainya di rumah, Aurel langsung mandi, kemudian ia menonton film favoritnya di kamar. Ia berencana tidur agak larut malam, karena keesokan harinya tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah, karena ada rapat guru.
Saat sedang asik menonton film, tiba-tiba terdengar suara dering telepon, ternyata ada telepon dari Puput. Ia pun segera mengangkat telepon tersebut. “Halo, kenapa, Put?” Ujar Aurel.
Halo, Rel, gue pengen ajak lo nonton bioskop, nih besok, jam 12:30. Lo bisa ga Rel, kira-kira?” Ujar Puput
“Ohh,. Bisa kok. Sama siapa aja nih, Put, kira-kira?” Ujar Aurel
“Gue, lo, Alex, Vita, sama Ratna sih, Rel kayaknya. Jawab Puput.
“Okeyy Put, sampe ketemu besok ya! Bye!” Ujar Aurel “Bye, Rel!” Ujar Puput.
Aurel pun segera bersiap-siap untuk tidur, Karena jam dinding sudah menunjukkan pukul 23.00.
Keesokan harinya, ia terbangun dari tidurnya pukul 07.15 pagi. Selepas bangun, Aurel segera keluar dari kamar, kemudian menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Ia membuat susu hangat dan roti bakar, kemudian segera menyantap sarapannya di ruang makan. Setelah itu, ia kembali ke kamar untuk menyelesaikan tugas matematika.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil Aurel, mendengar suara itu, Aurel langsung keluar dari kamarnya.
Ternyata orang yang menmanggilnya adalah Rani, teman Aurel saat duduk di bangku SMP .
“Eh, ada Rani” Ujar Aurel. “Iya Rel. Kamu apa kabar? Aku mau main disini sebentar boleh ya? Aku kangen sama kamu” Ujar Rani
“Oh gitu, iya, Ran, boleh. Ayo masuk”
Mereka pun bermain di kamar Aurel. Saat sedang bermain bersama, Rani iseng bertanya kepada Aurel “Kamu ada crush ga?” Tanya Rani kepada Aurel “Hmm, ada sih, tapi dia pacarnya temen aku, namanya Alex”. Jawab Aurel. Saat mereka belum sempat melanjutkan obrolannya, Aurel tiba-tiba ingat bahwa ia harus segera bersiap-siap karena ia akan menonton bersama teman- temannya. “Eh, Ran, gue mau siap-siap nonton bioskop sama temen-temen gue. Lo mau ikut ga?’. Tanya Aurel kepada Rani. “Wah, boleh tuh, gue ikut deh”. Jawab Rani. Mereka pun bersiap-siap utuk pergi. Setelah sudah siap, Aurel memesan taksi online.
Tak lama kemudian, taksi online tersebut datang, mereka pun langsung naik ke taksi tersebut dan menuju ke salah satu mall untuk menonton bioskop. Setelah sampai di mall tersebut, mereka menuju ke lantai 2 untuk menuju ke area bioskop. Disana mereka bertemu dengan Alex, Puput, Vita dan Ratna. Kemudian Aurel memperkenalkan Rani ke teman-temannya.
“Hai Guys! Kenalin nih, temen SMP gue, namanya Rani. Dia mau ikutan nonton bareng sama kita”. Ujar Aurel. “Wah! Seru banget, jadi makin rame, nih”. Ujar Puput. “Iya dong! Gue sama Rani pesen tiket dulu ya”. Ujar Aurel. Mereka berdua bergegas memesan tiket. Setelah itu, mereka segera menghampiri teman-temannya lagi.
Setelah 10 menit mereka bercengkrama, akhirnya tiba giliran mereka untuk menonton. Di dalam studio, Aurel melihat Alex tidak duduk di samping Puput, padahal biasanya, mereka selalu berdekatan. Tetapi Aurel tidak terlalu menghiraukan hal tersebut, ia tetap focus menonton film yang terpampang di layar. Tiba-tiba Rani mendapat notifikasi dari handphone nya, setelah ia cek, ternyata ada pesan dari kakaknya yang menyampaikan bahwa Rani harus segera pulang karena secara ada urusan keluarga.
“Rel, gue cabut duluan, ya, gue ada urusan mendadak”. Ujar Rani. “Oh, oke, Ran. Take care, ya!. Jawab Aurel. Rani segera keluar dari bioskop tersebut,kemudian ia pulang dengan memesan taksi online. 30 menit setelah itu, film pun selesai. Kemudian, Puput menghampiri Aurel.
“Rel, lo ada waktu ga? Kita ke café yang di depan bioskop, yuk! Gue mau curhat, nih”. Ujar Puput.
“Oh, gue ada waktu, kok, yuk!”. Tiba-tiba, Alex, Vita dan Ratna menghampiri mereka.
Alex berkata “Put, kamu mau pulang bareng aku, ga?”. Tanya Alex pada Puput. “Engga usah, Lex. Aku mau ngobrol dulu sama Aurel, di café depan bioskop ini. Kamu pulang duluan aja, Lex. Hati-hati ya! Kalo udah sampe, jangan lupa kabarin aku ya! ”. Jawab Puput.
Mendengar perkataan itu Alex pun membalas “Hmm, kalo gitu aku pulang dulu, ya”. Mendengar perkataan Alex, Puput langsung menganggukkan kepalanya. Kemudian Vita berkata “Put, Rel, gue sama Ratna balik duluan ya”. Ujar Vita. “Oke”. Aurel dan Puput menjawab dengan kompak. “Yuk, Rel, kita ke café itu. Ujar Puput mengajak Aurel menuju café.
Saat sampai mereka langsung duduk dan memilih menu yang ingin dipesan “Gue pesen jus strawberry. Lo mau pesen apa,Rel?”. Tanya Puput kepada Aurel. “Gue pesen es teh manis, deh” jawab Aurel. Kemudian pelayan mencatat pesanan mereka dan segera membuatkan pesanan tersebut. “Rel, kayaknya gue mau putusin Alex”. Ujar Puput.
“Kenapa Put?”. Tanya Aurel. “Gue cape sama dia, tadi pagi aja gue abis berantem sama dia, karena dia ngilang ga ada kabar, pas gue tanya ke dia, katanya dia semalem main game, sampe lupa ngabarin gue”. Ujar Puput dengan nada kesal.
“Ya, gue ngerti perasaan lo, Put, kalo lo mau putusin dia, itu juga hak lo. Tapi, saran gue, coba dipertimbangin baik-baik, jangan sampe lo nyesel sama keputusan lo” Jawab Aurel menanggapi curhatan Puput.
“Iya, Rel, gue sebenernya masih sayang banget sama Alex, tapi kalo di selalu bikin gue sakit hati, ya gue juga capek”. Ujar Puput.
“Ya udah, kalo emang lo udah ga kuat, ya putusin, kalo lo masih mau bertahan, ya bertahan. Keputusan ada di tangan lo, Put, karena yang ngejalanin hubungan ini, ya lo sama Alex, bukan gue. Jadi, apapun keputusan lo, gue dukung lo, Put”. Ujar Aurel memberi semangat kepada Puput.
“Iya, Rel, nanti gue pikir-pikir lagi”. Ujar Puput.
“Nah! Gitu,dong. Eh udah sore, nih, pulang yuk!”. Ujar Aurel.
“Eh, iya juga. Gue pesen taksi online aja deh. Lo pulang naik apa, Rel”. Tanya Puput kepada Aurel.
“Gue minta tolong kakak gue jempu aja, Put”. Jawab Aurel.
“Oke deh, kalo gitu”. Sahut Aurel.
Tak lama kemudian, Puput mendapat pesan dari pengemudi taksi online yang ia pesan sudah ada di area parkir. Ia pun segera menuju ke area parkir. Tak lupa, sebelum ia menuju ke area parkir, ia berpamitan kepada Aurel.
“Rel, gue balik duluan ya”. Ujar Puput. “Oke, Put, take care ya!”. Jawab Aurel.
Karena ia terburu-buru, Puput langsung berlari menuju area parkir. 10 menit kemudian Aurel mendapat pesan dari kakaknya yang meminta Aurel untuk menuju ke area parkir. Setelah membaca pesan tersebut, Aurel segera bergegas menuju ke area parkir. Saat sampai di area parkir, Aurel melihat kakaknya, kemudian ia menyapa kakaknya.
“Hai,kak! Makasih ya, udah jemput aku”. Ujar Aurel. “Iya, sama-sama”. jawab sang kakak. Kemudian Aurel langsung naik ke motor kakaknya.
Sesampainya di rumah, Aurel langsung mandi, kemudian masuk kamar. Saat di kamar, Aurel malah memikirkan Alex, ia sangat tidak yakin dengan yang dikatakan Puput. Aurel selalu berpikir bahwa Alex adalah laki laki yang tampan, dan tidak seperti yang diceritakan oleh Puput. Saat ia sedang memikirkan tentang Alex, tiba-tiba sang mama memanggilnya dan menyuruhnya untuk makan. “Aurel, ayo makan”. Ujar sang mama di ruang makan.
“Oh iya, ma”. Ujar Aurel. Kemudian Aurel pun langsung keluar kamar untuk menyantap menu makan malam.
Setelah selesai menyantap menu makan malam, Aurel kembali lagi ke kamar, di kamar, ia kembali memikirkan tentang Alex. Sampai jam dinding sudang menunjukkan pukul 24.00 pun ia masih belum selesai memikirkan Alex. Sampai akhirnya berpikir dan bertanya pada dirinya sendiri tentang perasaannya kepada Alex. Tetapi ia teringat bahwa besok ia harus berangkat ke sekolah, maka ia pun segera bersiap-siap untuk tidur.
Keesokan harinya ia bangun sedikit terlambat, jam dindingnya sudah menunjukkaan pukul 06.30. Ia langsung bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, sampai ia akhirnya melewatkan sarapannya. Tetapi ternyata ia berhasil sampai di sekolah 5 menit sebelum bel masuk berbunyi. Saat sampai dikelas, ia melihat Alex dan Puput duduk berjauhan dan tidak saling mengobrol satu sama lain. Tapi ia tidak terlalu menghiraukan hal itu. Beberapa saat setelah ia sampai di kelas, bel masuk pun berbunyi, sehingga ia segera mempersiapkan buku pelajaran seni budaya. Tak lama kemudian Bu Lastri masuk ke kelas, lalu mereka berdoa bersama. Setelah berdoa bersama, Bu Lastri meminta para murid masuk ke dalam kelompok. Bu Lastri sudah menentukan kelompoknya, kemudian ia menyebutkan nama-nama anggota dari setiap kelompok. Dan ternyata, Aurel dan Alex ada di kelompok yang sama yakni kelompok 1. Namun mereka tidak satu kelompok dengan Puput. Puput berada di kelompok 3. Selama kerja kelompok, Aurel terus memandangi wajah Alex, sehingga membuat Aurel kehilangan konsentrasi belajar. Kelompok Aurel sudah menyelesaikan tugas kelompoknya 10 menit sebelum bel masuk berbunyi.
Setelah bel istirahat berbunyi, Puput menghampiri Alex. Melihat kejadian itu, sudah mulai ada rasa cemburu yang tumbuh di dalam hati Aurel. Aurel tidak suka melihat Alex bersama Puput, sehingga ia menuju ke kantin supaya ia tidak lagi melihat Alex dan Puput yang sedang berinteraksi. Sesampainya di kantin, Aurel merenung, ia kebingungan, karena ia merasa mulai menyukai Alex, tetapi di sisi lain, Aurel merasa tidak mungkin bisa menyatakan perasaannya, karena Alex merupakan pacar sahabatnya sendiri. Ia merasa tidak enak hati kepada Puput jika ia menyatakan perasaannya kepada Alex. Saat ia sedang merenung karena merasa kebingungan, tiba- tiba bel berbunyi, bunyi bel tersebut menandakan istirahat telah selesai dan seluruh murid harus segera kembali ke kelas.
Mendengar bel tersebut, Aurel langsung bergegas kembali ke kelas. Saat ia sampai di kelas, ternyata Alex masih mengobrol bersama Puput. Melihat hal tersebut,Aurel pun merasa cemburu. Ia tidak rela melihat Alex berinteraksi dengan Puput, meskipun ia menyadari bahwa Alex memang berpacaran dengan Puput. Kemudian Bu Tari masuk ke kelas mereka. Bu Tari meminta mereka untuk mengerjakan soal dari buku cetak Bahasa Indonesia halaman 65. Bu Tari meminta mereka menuliskan jawabannya di buku latihan Bahasa Indonesia. Bu Tari memberikan waktu 45 menit. Tak terasa 45 menit berlalu. Bu Tari meminta para murid untuk mengumpulkan buku latihan Bahasa Indonesia. Sayangnya, dari 20 soal yang ada, dalam waktu 45 menit,
Aurel hanya mampu menyelesaikan 10 soal saja. Ia kehilangan konsentrasinya, karena saat ia mengerjakan soal tersebut, Aurel sambil memikirkan Alex, sehingga konsentrasinya terbagi. Setelah buku latihan Bahasa Indonesia sudah dikumpulkan, Bu Tari membahas tentang materi baru. Saat Bu Tari sedang menjelaskan materi baru, Aurel tidak fokus mendengarkan penjelasan Bu Tari. Selama Bu Tari menjelaskan, ia terus menerus memikirkan Alex. Tiba-tiba bel pulang berbunyi. Bu Tari meminta bantuan Aurel untuk memimpin doa penutup kegiatan belajar mengajar. Aurel pun maju ke depan kelas, kemudian ia pun memimpin doa. Setelah selesai berdoa, seluruh murid berpamitan kepada Bu Tari. Kemudian Aurel pun menuju ke depan gerbang sekolah. Sesampainya di depan gerbang, Aurel memesan taksi online. saat sedang menunggu taksi online yang ia pesan, Aurel tidak sengaja melihat Alex menngobrol bersama Puput. Melihat hal itu, rasa cemburunya makin menjadi- jadi, perasaannya makin tak menentu. Saat ia sedang memikirkan tentang perasaannya yang berantakan, tiba- tiba taksi online yang ia pesan pun datang. Kemudian ia langsung masuk ke taksi tersebut. Di perjalanan, Aurel masih belum berhenti memikirkan Alex, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia tidak ingin merebut Alex dari sahabatnya sendiri. Tetapi, di sisi lain ia merasa sangat ingin memiliki Alex. Ia masih terus memikirkan hal itu, sampai akhirnya ia sudah sampai di depan rumah. Ia pun langsung membayar ongkos taksi tersebut. Kemudian ia turun dari taksi tersebut, lalu ia masuk ke dalam rumahnya.
Sesampainya di rumah, Aurel melepas sepatu dan kaus kaki, sebelum ia masuk ke kamar. Kemudian di dalam kamar, ia menangis, ia meluapkan seluruh emosinya, ia sudah tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan, sehingga ia menangis. Ia merasa kesal dengan dirinya sendiri. Ia benar-benar tidak mengerti mengapa ia harus menyukai pacar sahabatnya sendiri, sehingga ia hanya bisa menyalahkan perasaannya. Ia terjebak di dalam friendzone dengan pacar sahabatnya. Tetapi, Aurel menyadari bahwa ia tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Akhirnya ia berusaha menenangkan dirinya. Untuk menenangkan dirinya, ia memutuskan untuk memesan makanan. Ia memutuskan untuk memesan nasi goreng yang ada di restoran favoitnya melalui aplikasi. Sambil menunggu nasi goreng pesanannya datang, Aurel membuka WhatsApp untuk membalas beberapa chat yang belum sempat ia balas. Saat sedang membalas chat dari salah satu temannya, tiba-tiba ia melihat ada pesan dari grup WhatsApp kelasnya. Karena ia merasa penasaran, ia pun langsung membuka pesan dari grup kelasnya tersebut. Ternyata iu merupakan informasi dari wali kelasnya, Pak Tono. Pak Tono menginformasikan bahwa besok seluruh guru ada kegiatan, sehingga semua kegiatan belajar mengajar ditiadakan, dan kembali dilaksanakan pada hari Senin. Setelah ia membaca pesan dari Pak Tono, mendengar ada suara seseorang yang memanggilnya di luar. Ia pun segera bergegas keluar dari kamarnya, untuk mengecek siapa yang memanggilnya. Ternyata orang yang memanggilnya adalah orang yang ingin mengantarkan nasi goreng yang ia pesan. Ia mengambil nasi goreng tersebut sambil berkata
“Saya ambil uangnya dulu ya, Pak”. Ujar Aurel.
“Baik”. Jawab seorang bapak yang mengantarkan nasi goreng tersebut.
Aurel pun membawa nasi goreng itu masuk ke dalam rumah, lalu menaruhnya di atas meja makan. Kemudian, ia mengambil uang di kamarnya, lalu meminta bantuan asisten rumah tangganya untuk memberikan uang tersebut kepada seorang bapak yang mengantarkan nasi goreng itu. Kemudian, Aurel pun memindahkan nasi goreng tersebut ke piring, lalu menyantapnya di meja makan. Setelah selesai menyantap nasi goreng tersebut, Aurel kembali ke ke kamar, untuk mendengarkan beberapa lagu favoritnya. Saat sedang mendengarkan lagu, tiba-tiba ia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 18.15. kemudian ia langsung berhenti mendengarkan lagu, lalu ia langsung mandi. Setelah selesai, Ia kembali mendengarkan lagu-lagu favoritnya. Saat ia sedang asik mendengar lagu favoritnya, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Ternyata ada telepon dari Puput. Aurel pun mengangkat telepon tersebut.
“Halo, Rel, lagi sibuk ga?” Ujar Puput.
“Halo, Put, nggak kok, kenapa, Put?” Tanya Aurel kepada Puput.
“Besok gue pengen ke rumah lo, Rel.” Ujar Puput.
“Ohh, iya, Put boleh, besok gue ga kemana-mana kok.” Jawab Aurel.
“Oke, sampe ketemu besok ya.” Ujar Puput. “Oke , gue tunggu, ya.” Ujar Aurel.
Karena ia merasa lapar, akhirnya Aurel memutuskan untuk menyantap menu makan malam. Setelah selesai menikmati menu makan malamnya, ia langsung menggosok gigi. Setelah menggosok gigi, karena ia merasa tubuhnya sudah lelah, ia pun memutuskan untuk tidur. Keesokan harinya, Aurel terbangun sekitar pukul 08.30 pagi. Setelah terbangun dari tidur nyenyaknya, Aurel memutuskan untuk mandi, agar terasa lebih segar dan tidak mengantuk. Setelah selesai mandi, ia menonton televisi dikamar. Saat sedang asyik menonton, tiba-tiba ia mendengar teriakan seorang penjual roti yang sering lewat di depan rumahnya.
“Roti, roti.” Ujar si penjual roti tersebut.
Mendengar hal itu, Aurel segera mengambil uang di dompetnya dan langsung berlari kemudian bergegas keluar. Ternyata, penjual roti tersebut sedang melayani tetangganya.
“Bu, saya juga mau pesen ya, roti cokelat satu”. Ujar Aurel.
“Oke, tunggu ya!”. Ujar penjual roti tersebut. “Iya, Bu,santai aja”. Ujar Aurel.
Saat sedang menunggu roti pesanannya, Aurel melihat ada satu mobil berhenti. Tak lama kemudian Puput keluar dari taksi tersebut, lalu Puput menyapa Aurel. “Eh, Rel! Ngapain lo disini?” Ujar Puput.
“Gue lagi pesen roti, Put, lo mau juga?” Ucap Aurel. “Ga usah, Rel, gue udah sarapan tadi.” Ujar Puput.
Saat mereka sedang mengobrol, penjual itu memberikan roti yang dipesan Aurel.
“Nih, dek rotinya, total harganya Rp. 10.000, ya.” Ucap penjual roti tersebut.
Aurel pun memberikan uang Rp. 10.000, kepada penjual roti tersebut, sambil berkata “Ini uangnya, Bu, terima kasih”. Ujar Aurel.
“Iya, sama-sama”. Ujar penjual roti tersebut. Kemudian, Aurel dan Puput masuk ke dalam rumah Aurel.
“Yuk, Put, kita ngobrol di kamar gue”. Ucap Aurel. “Hmm, oke, Rel”. Jawab Puput.
Mereka pun masuk ke kamar Aurel. Kemudian, Puput langsung bercerita kepada Aurel.
“Rel, gue seneng banget, deh! Alex udah berubah jadi lebih baik lagi, dia sekarang selalu ngasih kabar ke gue, selalu ngeluangin waktu untuk telfonan sama gue dan udah lebih prioritasin gue dibanding temen-temennya, kayaknya perjuangan gue untuk ngerubah dia ga sia-sia, deh”. Ujar Puput.
Mendengar hal itu, Aurel semakin cemburu. Tapi, ia merasa tidak mungkin mengungkapkan rasa cemburunya itu. Maka, ia merespon cerita Puput dengan baik dan tidak menunjukkan rasa cemburu sedikitpun.
“Wah! Bagus dong, Put kalo gitu, gue ikut seneng dengernya”. Ucap Puput.
Walaupun sebenarnya ia merasa sangat cemburu, tetapi, ia sadar ia tidak mempunyai hak untuk merasa cemburu. Ia menyadari bahwa hubungannya dengan Alex tidak lebih dari sekedar teman. Kemudian, Puput pun menceritakan perubahan-perubahan Alex yang membuatnya sangat bahagia. Tiba-tiba Puput mendapat telepon dari sang mama. Ia segera mengangkat telepon tersebut.
“Halo, Ma, kenapa?”. Ujar Puput.
“Mama sudah memesan taksi online, taksi nya sudah di depan rumah Aurel, nak, ayo pulang! Hari ini kan kita mau dateng ke acara ulang tahun sepupu kamu”. Ucap sang mama.
“Oh, oke, ma”. Jawab Puput.
Kemudian Puput menutup telepon tersebut.
“Rel, gue balik dulu, ya, mama gue udah pesenin taksi online, taksinya udah , di depan”. Ujar Puput.
“Oh, gitu, ya udah, Put, kalo gitu gue anterin lo ke depan, deh”. Ucap Aurel.
Kemudian mereka langsung bergegas keluar. Sebelum masuk ke dalam mobil, Puput tak lupa berpamitan kepada Aurel.
“Bye, Rel, gue balik dulu ya”. Ujar Puput. “Oke, Rel, take care ya!”. Ucap Aurel.
Setelah Puput pulang, Aurel kembali ke kamar, ia merasa kesempatannya mendapatkan Alex semakin kecil. Ia merasa bahwa ia memang harus merelakan Alex untuk berbahagia bersama Puput. Karena tidak ingin berlarut- larut di dalam kesedihan, akhirnya Aurel memutuskan untuk mempersiapkan beberapa keperluan yang akan dibawa. Karena ia akan menginap di rumah kakak sepupunya yang sudah lama tidak berjumpa dengannya. Sekitar 45 menit kemudian, Aurel dijemput oleh supir kakak sepupunya. Lalu, Aurel pun langsung keluar dengan membawa semua keperluannya. Setelah itu, ia masuk kedalam mobil dan menuju ke rumah kakak sepupunya tersebut. Sesampainya disana, Aurel disambut oleh kakak sepupunya yang bernama Citra.
“Eh, Aurel! Makin cantik aja, ya kamu”. Ucap Citra. “Makasih, kak”. Ujar Aurel menanggapi pujian Citra.
Meskipun Aurel menginap disana hanya sebentar, tetapi mereka berdua merasa sangat senang. Tapi, pada minggu pagi, Citra berkata kepada Aurel yang sedang membereskan barang-barang bawaannya.
“Maafin aku ya, Rel, aku ga bisa nganter kamu pulang, soalnya barusan manager aku kasih info, kalo aku harus ke Semarang secepatnya, karena ada urusan kerjaan”. Ujar Citra.
“Oh, aku ngerti kok, kak, tenang aja”. Ujar Aurel.
“Oh, iya, Rel, maaf juga karena hari ini supir aku sakit, dia izin ga masuk hari ini”. Ujar Citra.
“Ya udah, kak, aku bisa pesen taksi onlne, kok.” Ucap Aurel.
Setelah selesai membereskan semua barang bawaannya, Aurel langsung memesan taksi online. sambil menunggu taksi pesanannya datang, ia membantu Citra menyiapkan barang-barang yang akan dibawa ke Semarang. Saat sedang membantu Citra tiba-tiba driver taksi yang dipesan Aurel menelpon dan mengabari bahwa ia sudah sampai. Kemudian, Aurel pun langsung berpamitan kepada Citra.
“Kak, driver nya udah sampe, aku pulang dulu, ya, sampe ketemu lagi”. Ujar Aurel.
“Oke Rel, hati-hati ya”. Ujar Citra.
Lalu, Aurel pun langsung bergegas keluar dan langsung masuk ke taksi tersebut. Citra melanjutkan mengemas barang-barangnya, karena ia juga harus berangkat secepatnya. Di perjalanan, Aurel mengobrol dengan driver taksi, sehingga perjalanan yang cukup jauh itu tak terasa lama. Saat sampai di rumah, ia langsung mandi kemudian mengerjakan tugas sekolahnya, ditemani beberapa cemilan favoritnya. Setelah selesai mengerjakan tugas, ia menyiapkan buku pelajaran yang akan dibutuhkan untuk hari senin. Karena ia merasa sangat lelah, akhirnya setelah ia menyiapkan buku, ia langsung menyantap menu makan malam yang sudah disiapkan di atas meja makan. Setelah itu ia langsung menggosok gigi, lalu tidur.
Keesokan harinya, ia terbangun karena mendengar suara ayam berkokok. Ia pun langsung menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Setelah siap, ia berangkat sekolah, diantar mamanya. Sesampainya di sekolah, ia berpamitan terlebih dahulu kepada mamanya.
“Ma, aku sekolah dulu, ya”. Ujar Aurel.
“Iya, nak, belajar yang bener, ya!”. Ucap sang mama.
Kemudian Aurel turun dari mobil, kemudian berjalan menuju kelas. Setelah Aurel menaruh tasnya, Pak Tono masuk ke kelas, lalu meminta semua murid untuk bebaris di lapangan untuk melaksanakan upacara. Setelah semua murid siap, upacara pun dimulai. Setelah sekitar 60 menit para murid berbaris, akhirnya upacara selesai. Semua murid dibubarkan, lalu diminta kembali ke kelasnya. Saat sudah kembali ke kelas, Aurel menyadari bahwa Puput tidak masuk.
Tiba-tiba Alex menghampiri Aurel, kemudian ia mengatakan “Rel, Puput pindah sekolah”. Ucap Alex.
“Hah! Serius lo?” Ujar Aurel yang kaget dengan pernyataan Alex.
“Iya, soalnya dia pindah ke Palembang”. Ujar Alex. “Tapi lo masih pacaran sama dia?”. Tanya Aurel.
“Ngga, Rel, gue kemaren udah putusin dia, karena gue gak kuat jalanin LDR”. Jawab Alex.
Mendengar hal itu, Aurel sangat terkejut, ia tidak menyangka Alex akan mengakhiri hubungannya dengan Puput. Tak lama kenudian, bel masuk pun berbunyi, seluruh murid langsung menyiapkan diri mengikuti upacara bendera. Saat berbaris, Aurel melihat ada seorang perempuan yang tak ia kenal yang berbaris di depannya serta memakai seragam yang sama dengannya. Saat ia ingin mengajak perempuan tersebut berkenalan, upacara dimulai. Saat upacara dimulai, semua murid tidak ada yang diperbolehkan untuk berinteraksi satu sama lain. Sehingga ia belum sempat mengajak perempuan itu untuk berkenalan. Saat upacara selesai, semua murid diminta unntuk kembali ke kelas masing- masing. Perempuan yang tidak dikenal itu pun masuk ke kelas XI AK 1, yang juga merupakan kelas Aurel. Perempuan itu duduk di kursi yang biasanya ditempati oleh Puput. Tak lama kemudian, Bu Tari masuk ke kelas mereka. Sebelum pembelajaran dimulai, Bu Tari meminta perempuan itu untuk maju ke depan kelas. Kemudian Bu Tari memperkenalkan perempuan tersebut kepada semua murid.
“Anak- anak, ini adalah teman baru kalian, yang bernama Vania”. Ucap Bu Tari.
“Halo semuanya! Perkenalkan nama aku Vania Angelia, kalian bisa panggil aku Vania”. Ucap Vania.
“Oke, sekarang kamu boleh kembali ke tempat duduk kamu”. Ucap Bu Tari.
Vania pun kembali kembali ke tempat duduknya. Kemudian, Bu Tari memulai pembelajaran. Selama Bu Tari memberikan penjelasan tentang suatu, Alex terus memperhatikan Vania. Bahkan, saat pelajaran matematika, Alex masih memperhatikan Vania sambil mengerjakan tugas. Bel istirahat pun berbunyi, semua murid langsung mengumpulkan buku latihan matematika. Setelah mengumpulkan buku latihan matematika, Alex mengajak Vania berkenalan.
“Hai Vania! Kenalin, nama aku Alex”. Ucap Alex. “Hai Alex! Aku Vania”. Jawab Vania.
Setelah mereka berkenalan, Alex mengajak Vania untuk menuju ke kantin.
“Van, kita ke kantin yuk!”. Ujar Alex.
“Yuk, aku juga penasaran sama kantin sekolah ini”. Ujar Vania.
Kemudian mereka berdua bergegas menuju kantin. Ternyata, di kantin juga ada Aurel. Aurel tidak sengaja melihat Alex sedang jajan bersamma Vania. Melihat hal itu, Aurel merasa cemburu. Ia tidak suka melihat Alex bersama dengan Vania. Awalnya ia berpikir jika Alex dan Puput sudah putus, ia mempunyai kesempatan untuk lebih dekat dan bisa berpacaran dengan Alex. Tetapi ia merasa bahwa Alex sedang mendekati Vania. Ia merasa cemburu, tetapi ia merasa bahwa ia tida mungkin memaksa Alex untuk berpacaran dengannya. Setelah selesai makan di kantin, Aurel kembali lagi ke kelasnya. Sesampainya di kelas, ia melihat Alex dan Vania sedang berinteraksi. Aurel semakin merasa cemburu melihat kedekatan Vania dengan Alex. Tiba-tiba Aurel mengajak Vania pergi ke toilet.
“Van, temenin aku ke toilet, Yuk!”. Ucap Aurel. “Yuk, Rel”. Ucap Vania.
Kemudian Vania bergegas ke toilet bersama Aurel. Setelah dari toilet, saat sedang dalam perjalanan menuju ke kelas, Aurel bertanya kepada Vania.
“Van, menurut kamu, Alex tuh gimana?”. Tanya Aurel kepada Vania.
“Menurut aku, dia baik, humble dan asik”. Jawab Vania.
Mendengar jawaban Vania, Aurel semakin yakin bahwa Alex sedang mendekati Vania. Akhirnya mereka sampai dikelas. 5 menit kemudian, bel masuk berbunyi. Seluruh murid langsung mempersiapkan diri untuk memulai pelajaran berikutnya. 15 menit sebelum jam pulang sekolah, Aurel mengajak Vania untuk mengobrol di cafe dekat sekolah.
“Van, abis pulang sekolah, kita ngobrol di café yang ada di deket sekolah, yuk!” Ujar Aurel.
“Boleh juga, ide kamu, ya udah, yuk!” Ujar Vania.
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, seluruh murid mempersiapkan diri untuk pulang. Setelah itu, Aurel dan Vania bergegas menuju café yang berada di dekat sekolah. Sesampainya di cafe itu, mereka memesan makanan dan minuman untuk menemani mereka mengobrol. Setelah mereka memesan beberapa menu, Aurel bertanya kepada Vania.
“Van, kalo boleh tau, kamu ada niat untuk pacaran sama Alex atau enggak?” Ujar Aurel.
“Untuk sekarang ga ada, Rel”. Jawab Vania.
“Kamu ga ngerasa Alex lagi deketin kamu?” Tanya Aurel.
“Ga tau, Rel, seandainya dia deketin aku, menurutku itu hak dia juga, kok” Ujar Vania.
“Kalo nanti dia ngajak kamu pacaran, kamu terima atau tolak?”. Tanya Aurel.
“Aku ga tau, Rel, itu tergantung perasaan aku ke dia nanti”. Ucap Vania.
Mendengar itu, Aurel semakin takut Alex akan berpacaran dengan Vania. Tetapi karena waku sudah menunjukkan pukul 16.45, Aurel mengajak Vania untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
“Van, udah sore, nih, pulang yuk!”. Ujar Aurel.
“Oh, iya, aku minta mama aku jemput sekarang, deh”. Ujar Vania.
Aurel pun memesan taksi online untuk mengantarnya pulang. Sekitar 10 menit kemudian, taksi yang dipesan Aurel pun datang. Aurel langsung berpamitan ke Vania.
“Van, aku pulang dulu ya”. Ujar Aurel. “Iya, Rel, hati-hati, ya!” Ujar Vania.
Kemudian mereka saling melambaikan tangan satu sama lain. Di perjalanan, Aurel memikirkan Vania. Ia merasa Vania merupakan sosok yang cantik, baik hati serta pantas untuk Alex. Tetapi, di satu sisi, ia masih menginginkan Alex untuk menjadi miliknya. Setelah sampai di rumah, Aurel langsung mandi. Lalu ia beristirahat sejenak di tempat tidurnya. Setelah sekitar 30 menit beristirahat, ia mengerjakan beberapa PR. Setelah selesai mengerjakan PR, ia menyantap menu makan malam. Kemudian ia menyiapkan buku yang besok akan dibawa ke sekolah. Kemudian ia bersiap-siap untuk tidur, agar tidak besok pagi ia tidak bangun kesiangan. Keesokan harinya, ia terbngun dari tidurnya, disambut oleh cerahnya mentari pagi. Ia langsung menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Setelah menyantap sarapan, ia tak lupa memasukkan bekal yang sudah disiapkan oleh mamaya ke dalam tas sekolahnya. Kemudian ia berangkat ke sekolah diantar mamanya. Setelah sampai di sekolah, Aurel langsung berpamitan kepada mamanya, lalu menuju ke kelas. Saat sampai di kelas,
Aurel hanya diam sambil menunggu bel masuk berbunyi. Ia tidak seceria biasanya, karena suasana hatinya sedang kurang baik. Saat bel masuk berbunyi, Aurel menyiapkan diri untuk belajar. Saat bel istirahat berbunyi, Aurel menyantap bekal yang sudah ia bawa dari rumah. Setelah menyantap bekal, Aurel menuju ke perpustakaan. Saat sampai di perpustakaan, ia melihat Alex sedang membaca buku. Kemudian ia mengambil salah satu buku yang ada di rak buku, lalu ia membaca buku tersebut sambil duduk di dekat Alex. Saat sedang membaca buku, tiba-tiba ia menatap Alex, lalu ia berkata kepada Alex “Lex, gue mau ngomong sesuatu.” Ujar Aurel.
Alex yang saat itu sedang membaca buku, tiba-tiba berhenti, lalu berkata “Oh, ngomong aja, Rel.” Ujar Alex.
“Sebenernya, gue suka sama lo.” Ujar Aurel.
Alex cukup terkejut mendengar pernyataan Aurel. Kemudian ia menjawab “Makasih, karena lo udah berani nyatain perasaan lo, tapi gue nganggep hubungan kita ga lebih dai sekedar teman biasa Rel, lagian sekarang gue lagi nyoba deketin Vania, maaf ya, gue ga bisa pacaran sama lo” Ujar Alex.
“Gapapa Lex, yang penting gue udah nyatain perasaan gue, lo mau terima atau ngga, itu urusan lo.” Ujar Aurel.
Kemudian Aurel melanjutkan membaca buku. Ia tetap berusaha terlihat baik-baik saja dihadapan Alex, meskipun ada rasa kecewa di hatinya. Saat mereka sedang membaca buku, tiba-tiba bel masuk berbunyi, mereka pun langsung begegas menuju ke kelas. Dikelas, Aurel terlihat murung dan tidak fokus belajar, ia merasa sedih dan kecewa karena cintanya ditolak oleh Alex. Tak terasa, bel pulang pun berbunyi, setelah semua murid mengemas barang-barangnya, mereka pun berdoa bersama yang dipimpin oleh Vania. Kemudian Aurel langsung memesan taksi online, lalu menunggu taksi online tersebut di depan gerbang sekolah. Saat taksi online pesanannyya datang, Aurel langsung masuk ke dalam taksi tersebut.
Di perjalanan, ia memikirkan tentang cara merelakan Alex. Aurel merasa ia harus segera merelakan Alex. Ia menyadari bahwa bukan ia bukanlah wanita yang diinginkan Alex. Ia juga menyadari bahwa ia dan Alex sama-sama berhak bahagia dengan pasangan pilihan mereka masing-masing. Saat sedang memikirkan hal itu, tiba-tiba ia menyadari bahwa sebentar lagi ia akan sampai diumahnya. Ia langsung mempersiapkan diri, serta mengecek barang-barang miliknya, agar tidak ada yang tertinggal di dalam taksi tersebut. Saat taksi itu sudah sampai di depan rumahnya, ia langsung memberikan ongkos kepada supir taksi itu. Kemudian ia langsung turun dari taksi tersebut dengan membawa barang-barang miliknya, lalu masuk ke rumahnya. Kemudian ia langsung mengganti pakaiannya. Setelah selesai mengganti pakaian, ia mengeluarkan kotak bekal yang tadi ia bawa, kemudian Aurel meletakkannya ke tempat cuci piring. Kemudian ia kembali lagi ke kamarnya. Dikamar, ia berpikir, tentang apa yang harus ia lakukan untuk bisa benar-benar merelakan Alex berbaahagia dengan wanita yang dicintai. Tiba – tiba ia teringat bahwa ada tugas yang harus dikumpulkan besok pagi. Lalu ia mengerjakan tugas tersebut. Saat sedang mengerjakan tugas itu, tiba- tiba muncul sebuah ide untuk mengerjakaan tugas itu sambil mendengarkan podcast. Kemudian ia pun mencari podcast lewat HP nya. Lalu Aurel menemukan satu episode podcast yang berjudul “Merelakan Perasaan.” Karena ia merasa podcast tersebut cocok dengan kondisi yang sedang dialami, ia pun memilih episode tersebut untuk menemaninya mengerjakan tugas. Saat Aurel sedang asik mendengarkan podcast itu sambil mengerjakan tugas, ia mendengar pembawa podcast itu mengucapkan
“Kalo dia emang buat kamu, dia bakal balik ke kamu, kalo engga, pasti ada orang yang jauh lebih baik dari dia yang Tuhan udah siapin buat kamu”.
Mendengar ucapan itu, Aurel menjadi semakin yakin untuk merelakan Alex. Setelah selesai mengerjakan tugas, ia langsung menyiapkan buku yang akan dibawa besok, lalu ia mandi. Setelah mandi, ia beristirahat sejenak di tempat tidurnya. Kemudian ia keluar dari kamar, lalu menuju ruang makan. Di atas meja makan sudah tersedia berbagai macam makanan. Ia pun langsung menyantap menu yang sudah disiapkan itu. Setelah selesai menyantap makan malam, ia kembali ke kamar untuk tidur. Keesokan harinya, Aurel terbangun dari tidurnya sekitar pukul 05.45. Ia langsung mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Setelah itu, ia langsung keluar kamar, lalu meminum susu coklat yang sudah dibuatkan oleh mamanya. Kemudian ia langsung berangkat ke sekolah diantar mamanya. Saat sampai didepan gerbang sekolah, sebelum turun dari mobil, ia berpamitan kepada mamanya terlebih dahulu dan bergegas menuju ke kelasnya. Saat sampai di kelas, ia melihat Alex dan Vania sedang berinteraksi. Tak seperti biasanya, kali ini Aurel sudah tidak lagi merasa cemburu, karena Aurel sudah merelakan Alex. Ia pun meletakkan tasnya di tempat di tempat duduknya, lalu ia menghampiri Alex dan Vania, lalu mereka bercengkrama bersama.
Saat mereka sedang bercengkrama, bel masuk pun berbunyi. Seluruh murid mempersiapkan diri untuk memulai pembelajaran. Aurel mengikuti pembelajaran dengan lebih fokus, karena ia sudah tidak lagi memikirkan Alex, sehingga tidak ada lagi yang mengganggu konsentrasi belajarnya. Saat semua murid sedang mengerjakan tugas, tiba-tiba bel istirahat pun berbunyi. Seluruh murid langsung berhenti mengerjakan tugasnya, lalu mereka beristirahat. Saat jam istirahat Aurel dan bergegas ke perpustakaan. Saat ia sedang membaca buku, tiba-tiba Alex pun masuk kedalam perpustakaan, kemudian Alex mengambil buku, lalu ia duduk di dekat Aurel.
Saat sedang membaca buku, Alex berkata kepada Aurel “Rel, gue pengen minta pendapat lo, nih.” Ujar Alex.
“Oh, kenapa, Lex.” Ujar Aurel.
“Gue pengen nyatain perasaan gue ke Vania, gue juga udah bawa bunga buat dia, lo mau bantuin ga?.” Ujar Alex.
“Oh, boleh, gue harus ngapain?.” Ujar Aurel.
“Kita ke kelas, terus lo temenin gue untuk nyatain perasaan gue.” Ujar Alex.
“Oke deh, yuk” Ujar Aurel.
Mereka pun langsung bergegas menuju ke kelas. Saat sampai dikelas, kebetulan Vania sedang membaca novel yang ia bawa dari rumah. Mereka pun langsung menghampiri Vania.
“Halo, Van!.” Ujar Alex”. “Halo, Lex”. Jawab Vania.
“Aku pengen ngomong sesuatu sama kamu”. Ucap Alex.
“Oh, ngomong aja, Lex.” Ujar Vania. “Walaupun aku baru kenal sama kamu, tapi menurut aku, kamu sosok yang baik dan menarik, dan aku tertarik sama kamu, kamu mau jadi pacar aku ga?” Ujar Alex.
“Makasih banget ya, kamu udah nyatain perasaan kamu, kalo boleh jujur, sebenernya aku tertarik juga sama kamu, karena dari awal kita kenal, kamu sosok yang baik, asik dan menarik, aku mau, Lex, jadi pacar kamu.” Ujar Vania.
“Ciee! Jadi, hari ini kalian resmi jadian, nih. Congrats guys!” Ujar Aurel.
Tak lama setelah itu, bel masuk berbunyi. Mereka pun langsung kembali ke tempat duduk, untuk mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran. Saat mereka sedang menyimak materi yang dijelaskan oleh guru, tiba-tiba bel berbunyi. Mereka langsung mempersiapkan diri untuk pulang.
Saat sedang menunggu taksi online, Alex menyapanya “Hai, Rel, lagi ngapain lo disini?.” Ujar Alex.
“Gue lagi nunggu taksi online, Lex.” Ujar Aurel. “Rel, gue boleh nanya ga?.” Tanya Alex. “Boleh, Lex.” Jawab Aurel.
“Sebenernya lo sakit hati atau ngga, gue jadian sama Vania?” Ujar Alex.
“Ngga, itu hak lo, gue juga udah move on dari lo, lo emang bukan buat gue, tapi kita sama-sama berhak bahagia dengan pilihan kita masing-masing, kalo emang lo bahagia sama Vania, itu hak lo, dalam hal apapun, lo harus cari hal-hal yang bisa buat lo bahagia, selama hal itu ga ngerugiin orang lain, ya lakuin aja! Bahagia terus ya, sama Vania.” Ujar Aurel.
“Makasih, ya, Rel, gue salut banget sama mindset, lo.” Ujar Alex.
“Sama-sama, gue balik duluan, ya!.” Ujar Aurel.
“Oke, Rel, take care, ya!.” Ujar Alex. Saat di perjalanan, Aurel merasa lega dan bahagia, karena ia sudah benar- benar merelakan Alex berbahagia dengan Vania.
Aurel juga ingin fokus belajar dan tidak memikirkan tentang dunia percintaan, karena ia tidak ingin dunia percintaan yang bisa membawa pengaruh buruk bagi prestasinya di sekolah. Saat sampai di rumah, ia langsung mengganti pakaiannya, lalu beristirahat di kamarnya.
Kemudian ia mempunyai ide untuk pergi ke bioskop, sebagai self reward karena sudah berhasil merelakan Alex. Ia pun langsung memesan taksi online untuk mengantarnya ke bioskop, lalu ia bersiap-siap untuk pergi. Saat taksi online pesanannya sudah datang, ia langung bergegas keluar, lalu masuk ke dalam taksi tersebut. Saat sampai di bioskop, ia langsung memesan tiket, lalu menunggu giliran masuk ke studio. Ia sangat menikmati film tersebut, meskipun ia menonton sendirian. Setelah selesai menonton, Aurel memutuskan untuk makan terlebih dahulu di salah satu restoran yang terdapat di mall tersebut. Ia sangat menikmati waktunya, meskipun ia makan sendirian ia tetap merasa senang. Ia menyadari, bahwa bahagia tidak harus saat mempunyai pasangan. Ia sadar, bahwa ia harus mampu membahagiakan dirinya sendiri dan tdak dapat menggantungkan kebahagiaannya pada orang lain. Karena tidak ada yang benar-benar bertanggung jawab atas kebahagiaannya sendiri.