The Conqueror
The Conqueror
DAFTAR ISI
PROLOG 2
ALEXANDER ARGOS 4
ALEXANDER III 14
PENAKLUKAN FRISIA 17
PENAKLUKAN SELATAN 22
BARAT 27
MEMASUKI WILAYAH UTARA 34
SUKU GILT 45
PENOBATAN 50
PROLOG
Kerajaan karoling adalah sebuah kerajaan kecil di wilayah paling selatan benua Rhine yang dibatasi oleh sebuah selat besar yang bernama selat Hadrian.
Kerajaan ini akan mendapat raja baru dikarenakan raja sebelumnya yaitu Alexander II telah meninggal dunia dan akan digantikan oleh putra sulungnya yang tidak berwibawa dan tidak bisa memimpin yang bernama Philip Argos.
Saat mahkota akan menyentuh kepala Philip tiba - tiba dari gerbang besar istana kerajaan muncul seorang yang memiliki tubuh yang tinggi dan memiliki rambut berwarna hitam dan mempunyai mata berwarna merah pekat menerobos masuk dengan sepasukan tentara bersenjata pedang dan perisai ke tengah-tengah kerumunan tamu dan langsung naik ke tempat Philip akan dinobatkan menjadi raja, lalu pasukannya segera menangkap Philip.
“Apa-apaan ini Alexander?”.
Ternyata lelaki tersebut adalah adik dari Philip yang bernama Alexander.
“Dasar bodoh tidak bisakah kau melihat ini apa?” Ujar Alexander.
“Apakah ini kudeta terhadapku? ’Tanya Philip.
“Tentu saja, bukankah sudah jelas?", Kata Alexander sembari menusuk Philip.
“Arghhh”,Philip mengerang dan kemudian meninggal.
*****************************************
CHAPTER I
ALEXANDER ARGOS
Alexander Argos lahir pada tanggal 17 bulan Rex tahun 1147 kalender benua dari pasangan Raja Manuel I dan Ratu Olive di ibu kota Kerajaan Karoling,Kota Ansburg ia memiliki 1 kakak laki-laki yang bernama Philip.
Masa kecil Alexander kurang membahagiakan dikarenakan ibunya meninggal saat melahirkannya dan ia kurang diperhatikan oleh ayahnya dikarenakan dia bukanlah seorang pewaris takhta hanya ada satu orang yang perhatian dengannya yaitu seorang orang berusia paruh baya yang bernama Karl.
Karl dengan rutin selalu mengunjungi Alexander dan juga Karl mengajari Alexander berbagai macam hal antara lain adalah filsafat, bahasa dan politik.
Pada suatu hari Karl datang ke istana tempat tinggal Alexander dan mengajari Alexander seperti biasanya lalu Karl bertanya,
“Bagaimana menurut Anda situasi kerajaan saat ini?”.
“Menurutku situasi kerajaan saat ini sangatlah tenang, Akan tetapi ketenangan ini hanyalah sementara", Kata Alexander.
“Mengapa Anda berpikir begitu?”.
“Para bangsawan-bangsawan yang serakah itu pasti sedang menunggu kematian ayah saya dikarenakan ayah saya sudah sakit-sakitan dan mereka juga pasti akan mendorong kakak saya untuk menduduki takhta supaya bisa dijadikan boneka oleh mereka", Jawab Alexander.
Karl sangat kagum dengan kemampuan analisa dari Alexander karena walaupun ia masih berusia 12 tahun ia sudah bisa memprediksi apa yang akan terjadi dengan kerajaan ini.
“Luar biasa Yang Mulia semua yang Anda katakan itu benar adanya para bangsawan sedang menunggu raja meninggal untuk menjadikan kakak Anda raja dan boneka mereka", Ujar Karl.
“Apakah Raja tidak mengetahui hal ini?", Tanya Alexander.
“Tentu saja beliau tahu lebih dari siapapun kebusukan dari para bangsawan itu", Jawab Karl.
“Lalu mengapa Raja tidak melakukan apa pun?”,Tanya Alexander.
Karl tidak menjawab dan hanya tersenyum lalu Karl lanjut mengajari Alexander.
4 Tahun kemudian.....
Alexander yang sedang membaca buku di istana nya lalu mendapat panggilan dari Raja. Ia langsung berangkat setelah menerima surat tersebut.
Sesampainya ia di depan istana kerajaan ia disambut oleh kepala pelayan istana kerajaan.
“Silahkan lewat sini Yang Mulia", Kata kepala pelayan sembari membersihkan Alexander untuk lewat.
Alexander dan kepala pelayan berjalan menyusuri sebuah koridor besar yang di kiri dan kanan koridor terdapat lukisan-lukisan potret Raja terdahulu.
Lalu sampailah mereka ke sebuah pintu besar dan sang kepala pelayan berkata kepada orang di balik gerbang,
“Yang mulia Alexander Argos telah tiba”.
“.....Masuk", Terdengar suara seperti itu dari balik gerbang
Lalu kepala pelayan membuka gerbang dan segera pamit meninggalkan ruangan itu
Saat Alexander masuk ia melihat orang yang sedang duduk di dekat perapian dan itu ternyata adalah ayah nya Raja Manuel I.
“Apa kau tahu siapa aku?", Tanya Raja
“Tentu saja Yang mulia Anda adalah Raja dari Kerajaan Karoling”
“Bagus jika kau tahu", Jawab Raja.
Lalu raja berdiri dan berkata,
“Ikuti aku”.
Lalu Raja pergi ke dekat lemari di ruangan itu lalu menarik sebuah tuas di dekat sebuah rak-rak buku yang besar dan berdebu lalu sebuah ruangan rahasia dengan sebuah tangga ke bawah tanah terlihat dari tempat rak buku lalu Raja memasuki ruangan tersebut dan diikuti oleh Alexander.
Sesampainya mereka di sebuah ujung tangga terlihat sebuah gerbang raksasa di depan mereka lalu raja membuka gerbang itu dan di dalam ruangan tersebut terlihat ada sebuah patung raksasa dan di tengah ruangan tersebut ada sebuah Sarkofagus yang diatasNya ditulis "Hadrian yang agung".
Setelah melihat Sarkofagus tersebut Raja bertanya kepada Alexander,
"Apakah kau tahu siapa dia?."
"Tidak yang mulia".
"Beliau adalah Kaisar dari Kekaisaran Karoling".
Alexander bingung karena dia tidak pernah membaca satupun buku yang pernah menuliskan bahwa kerajaan Karoling bisa pernah menguasai wilayah yang begitu luas sehingga bisa disebut sebagai Kekaisaran.
"Dahulu kala Kerajaan Karoling pernah menguasai seluruh benua bagian selatan di bawah pimpinan Kaisar Hadrian II yang agung akan tetapi saat Kaisar Hadrian ingin melakukan Kampanye militer besar-besaran ke bagian Utara benua ia meninggal dunia", Jelas Raja.
“Lalu apakah yang terjadi?”.
"Kabar bahwa sang kaisar agung telah meninggal membangkitkan semangat para negara-negara bagian Utara dan negara jajahan Kekaisaran Karoling untuk melawan Balik lalu pasukan Kekaisaran terus dipukul mundur sampai ke Pulau ini, Pulau Cressida dan kaisar insensius II putra dari kaisar Hadrian terpaksa menandatangani perjanjian damai dengan negara-negara koalisi utara".
"Kenapa saya tidak pernah mendengar tentang ini?”.
“Karena para negara-negara koalisi membumihanguskan semua catatan sejarah tentang Kekaisaran Karoling karena dianggap aib oleh mereka
"Lalu mengapa Anda menceritakan hal ini kepada saya?", tanya Alexander.
"Karena aku melihat harapan padamu Alexander", Kata Raja sembari memegang bahu Alexander.
"Kakakmu.... sangatlah tidak becus untuk menjadi calon raja selanjutnya kerajaan ini pasti akan hancur jika dipimpin oleh nya yang tidak mampu memimpin dan hanya akan dijadikan boneka oleh para bangsawan-bangsawan busuk itu akan tetapi aku tidak bisa mengganti penerus tahta karena sesuai hukum harus anak pertama yang mewarisi tahta oleh sebab itu, aku menempatkanmu di istana yang jauh di ibu kota dan seolah tidak pernah mempedulikanmu supaya para bangsawan tidak menganggapmu penting, aku juga menyuruh Karl untuk menjagamu Tambah Raja.
"Apa yang Anda ingin saya lakukan?".
".....Sesaat setelah aku meninggal dan kakakmu akan dinobatkan menjadi Raja... jadilah Raja yang baru".
"Anda ingin saya melakukan kudeta?.
"Benar, Jangan sampai Kerajaan ini dikuasai oleh kakakmu dan para bangsawan itu".
"......",Alexander terdiam.
"Tenang saja citra kakakmu di masyarakat sangatlah buruk sehingga kau bisa memanfaatkan itu dengan membuat rumor palsu jika saat aku meninggal aku dibunuh oleh kakakmu". Kata Raja.
Setahun kemudian..... Raja telah meninggal.
**************
INFOPEDIA
❖ Kekaisaran: sebuah suatu kesatuan politik raya yang mencakup wilayah geografis yang luas, membawahi banyak negara, suku, dan bangsa, yang dipersatukan dan dipimpin oleh monarki (kaisar)
❖ Kerajaan: sebuah pemerintahan yang dipimpin oleh raja atau ratu, yang mewarisi posisinya melalui kelahiran atau pernikahan biasanya wilayahnya lebih kecil dari sebuah Kekaisaran.
❖ Koalisi: Gabungan beberapa negara yang dibentuk untuk tujuan tertentu.
❖ Ada 13 bulan:
1.Rex
2.Tanis
3.Lera
4.Sera
5.Yuria
6.Eres
7.Ceres
8.Weris
9.Silia
10.Ren
11.Trenk
12.Pater
13.Relia
❖ Kerajaan karoling berada di pulau Cressida di sebelah paling selatan dari benua dan dibatasi dengan selat Hadrian.
CHAPTER II
Alexander III
Segera setelah ayahnya meninggal Alexander bersiap-siap untuk melakukan rencana untuk langsung merebut takhta pada saat penobatan kakaknya. Di sisi lain Philip juga sedang bersiap-siap untuk acara penobatan yang akan dilakukan setelah pemakaman Raja Manuel.
Hari pemakaman Raja Manuel
Semua rakyat Kerajaan Karoling sedang berkabung atas kematian Raja yang bijaksana pemakaman ini dihadiri oleh para bangsawan kerajaan, para utusan negara lain, para rakyat dan tentu saja Alexander akan tetapi, Philip tidak hadir.
“Ke mana Pangeran Philip?”.
“Apakah dia tidak tahu bahwa hari ini adalah hari pemakaman ayahnya?”.
“Keterlaluan”.
“Apa jangan-jangan dia yang membunuh ayahnya?”,
Para rakyat kerajaan Karoling saling berbisik dan membicarakan Philip yang tidak menghadiri pemakaman Ayahnya.
Ternyata ini semua adalah ide dari Alexander supaya Philip tidak menghadiri pemakaman Ayahnya supaya citra Philip di masyarakat semakin memburuk dan rencana dia untuk merebut mahkota berjalan lancar dengan dukungan dari rakyat.
Hari penobatan Philip
Seluruh Negri sedang ramai dikarenakan akan ada penobatan Raja baru begitu pula dengan Ibu Kota Ansburg yang seluruh jalan dan alun-alun kota semuanya dipenuhi oleh orang Istana kerajaan juga demikian dipenuhi oleh banyak orang.
Di dalam Istana Kerajaan dipenuhi oleh orang-orang kelas atas seperti para bangsawan dan pejabat-pejabat Istana dan juga para utusan dari negara lain dan serta para pemuka agama.
Acara penobatan pun dimulai,
Lalu sang pemuka agama berbicara, "Philip Argos dengan berkat Dewa Rex aku menobatkanmu menjadi....”,
“BANG”
Terdengar suara pintu dibuka dengan kasar dan Alexander dan pasukannya mulai memasuki Istana Kerajaan dan Alexander langsung menuju ke altar penobatan sementara pasukannya menghadang para ksatria penjaga yang mencoba menghentikan Alexander untuk naik ke altar penobatan.
“Apa-apaan ini Alexander?, Apakah kau mengkudetaku? ”Tanya Philip.
“Tentu saja bukankah sudah jelas?", Sahut Alexander sembari menusuk Philip dengan pedang.
“..............”,Para tamu undangan langsung membeku di tempat.
“Kakakku Philip melalui penyelidikan ternyata adalah pembunuh Raja Manuel, dia membunuh Raja Manuel supaya bisa menduduki takhta Kerajaan, aku di sini hanya untuk mengadili nya”,Kata Alexander.
“...........”,Para tamu terdiam.
“Apakah ada yang keberatan?", Tanya Alexander.
“................”,Para tamu masih terdiam.
Lalu Alexander mengambil mahkota yang sudah bersimbah darah dan memakaikan nya di kepala nya lalu menyuruh sang pemuka agama untuk menobatkannya.
Sejak saat itu dimulailah masa kekuasaan Alexander III
CHAPTER III
Penaklukan Frisia
Segera setelah Alexander mengambil alih takhta ia ingin langsung menaklukkan negara-negara di benua akan tetapi ia tidak ingin ditusuk dari belakang oleh karena itu, ia mencari dan membunuh bangsawan-bangsawan yang menentangnya satu persatu dan tanpa meninggalkan bukti, pembantaian besar ini dipimpin oleh ksatria kepercayaan Alexander yaitu Gavin.
Alexander bertemu dengan Gavin di sebuah desa di pinggiran Kerajaan Karoling di mana saat itu Gavin adalah seorang narapidana terdakwa hukuman mati dikarenakan ia dituduh oleh rakyat setempat sudah membunuh seorang anak lalu Alexander membantu Gavin dan menyelamatkannya dan sejak saat itu Gavin bersumpah setia dan akan melakukan apa saja untuk Alexander.
Setelah membereskan para duri dalam daging Alexander langsung menyiapkan pasukan sebesar 15.000 infanteri,3.000 kavaleri dan 2.000 pemanah ke Kota Pelabuhan Stafford di wilayah paling utara Pulau Cressida untuk menyeberang ke Benua pusat.
Di istana Kerajaan Frisia di Benua Rhine pusat terlihat orang-orang sedang berkumpul di suatu ruangan dan berdiskusi,
“Yang mulia Raja sepertinya Raja baru Kerajaan Karoling sedang menyiapkan pasukannya untuk menyeberang ke benua pusat", Kata salah seorang pejabat istana.
“Hmph..memangnya apa yang bisa Kerajaan kecil dan lemah itu lakukan?", Kata Raja dengan sombong”.
“Tapi yang mulia kita harus mengantisipasi untuk kemungkinan terburuk”.
Raja terlihat acuh tak acuh dan mengabaikan semua saran dan lanjut melakukan pesta dan berfoya-foya.
Sementara itu Alexander sudah sampai ke Benua pusat dan mulai menyerang kota-kota dan membakar desa-desa di Kerajaan Frisia.dan para penjaga daerah atau satrap tidak bisa menghentikannya oleh karena itu, Raja Kerajaan Frisia yang bernama Darius I memimpin sebanyak 30.000 infanteri dan 5.000 Kavaleri serta 5.000 Pemanah ke sebuah dataran tinggi Litz di wilayah selatan Kerajaan nya.
Pasukan Alexander sebenarnya kurang diuntungkan dalam pertempuran di dataran tinggi Litz Pasukan Darius menempati medan yang lebih tinggi itu membuat pasukan pemanah Darius diuntungkan dikarenakan Medan yang tinggi Akan tetapi, Darius sama sekali tidak mempunyai keahlian untuk memimpin pasukan dan membuat strategi yang baik dan juga moral pasukannya yang sangat rendah membuat situasi semakin buruk.
Strategi Alexander adalah menyerang sayap kanan pasukan Darius di karena kan hampir semua pasukan Darius di pusatkan di sayap kiri karena untuk melindungi Darius ini mengakibatkan sayap kanan pasukannya kurang kuat dan cenderung lemah inilah yang akan dimanfaatkan oleh Alexander.
Alexander menyiapkan pasukannya dengan 15.000 pasukan infanteri nya di barisan tengah dipimpin oleh seorang penjaga nya yang dipercaya oleh nya yaitu Gavin dan 1.000 Kavaleri di sayap kiri dipimpin oleh salah seorang jendral veteran kepercayaan ayahnya yang bernama Hugh sedangkan Alexander berada di sayap kanan dengan 2.000 Kavaleri dan pasukan pemanah dipimpin oleh Karl dari belakang.
Pertempuran dimulai....
Alexander dengan sekitar 6.000 infanteri dan 2.000 Kavaleri menerjang ke sayap kanan pasukan Darius yang seketika memiliki jumlah pasukan yang berjumlah 2 kali lipat pasukan Alexander panik dan kocar-kacir sementara itu 9.000 pasukan infanteri dan 1.000 Kavaleri menghabisi mereka semua dan membunuh Darius dan para pasukan pemanah menghujani pasukan musuh yang tersisa dengan anak panah
Hasil perang ini adalah kemenangan telak Alexander.
Lalu Alexander menguasai seluruh kota yang tersisa dari Kerajaan Frisia lalu ia menyerang Ibukota Kerajaan Frisia,Kota Greenrock yang dipertahankan oleh sisa-sisa pasukan Frisia dengan putus asa dan akhirnya Kota Greenrock jatuh dan Alexander menguasai seluruh Kerajaan Frisia.
========================================
INFOPEDIA
❖ Kerajaan Frisia berada di bagian paling selatan Benua Rhine yang merupakan negara dengan wilayah yang luas dan juga salah satu dari 3 Kerajaan besar di bagian selatan Benua selain Kerajaan Nigeth dan Kerajaan Ayush.
❖ Satu-satunya Kekaisaran yang tersisa di dunia ini adalah Kekaisaran Nesaith yang menguasai seluruh benua bagian utara
========================================
CHAPTER IV
PENAKLUKAN SELATAN
Hasil dari perang di dataran Litz membuat gempar seluruh Negara-negara selatan ,Negara-negara selatan cemas jika pasukan Alexander akan terus maju ke wilayah mereka dan menaklukkan mereka semua jadi mereka berdua setuju untuk membuat sebuah koalisi untuk melawan Alexander.
Sementara Alexander sedang menstabilkan kan urusan dalam negeri kerajaan yang baru dikuasai oleh nya kedua negara itu diam-diam menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh Alexander akan tetapi, usaha itu gagal dan Alexander sangat marah dan langsung menyerang mereka berdua.
Pasukan Alexander pada pertempuran sebelumnya kehilangan sebanyak 2.000 orang jadi total pasukannya hanya tinggal 18.000 tentu itu tidak mungkin untuk melawan koalisi kedua negara itu yang jumlah pasukannya sebanyak 100.000 orang jadi, ia merekrut banyak pasukan dari negara yang dikuasainya dan memanggil pasukan cadangan di kerajaan nya jadi pasukannya menjadi sekitar 35.000 orang.
"Yang mulia sepertinya kedua negara itu sangat pengecut sehingga mereka berdiam diri di kota heredy",Kata Gavin.
"Mereka menunggu kita menyerang mereka secara terus-menerus sampai akhirnya kita kehabisan pasokan dan mundur", Kata Karl.
Lalu Alexander menyuruh para bawahannya untuk membuat sebuah tembok setinggi 20 meter dan mengelilingi kota itu lalu mengisolasi kota itu sehingga menyebabkan mereka kelaparan karena tidak ada pasokan.
Di dalam kota....
"Sepertinya kita harus mundur secepatnya", Kata Raja Kerajaan Ayush.
"Aku setuju, jika kita tetap di sini kita akan kehabisan makanan dan mati kelaparan", Kata Raja Kerajaan Nigeth.
"Tapi bagaimana caranya? Seluruh Kota sudah dikelilingi tembok dan dijaga oleh pasukan musuh?", Kata seorang pengikut Raja Nigeth.
"Aku melihat sebuah titik lemah di tembok bagian barat yang kurang dalam penjagaan dan tembok yang kurang kokoh, sepertinya kita bisa menerobos lewat sana", Kata seorang pengikut Raja Ayush.
Kedua Raja setuju dengan saran itu dan mulai mempersiapkan pasukan untuk menerobos lewat dinding barat.
Malam hari nya...
Pasukan gabungan kedua Kerajaan pergi melewati gerbang selatan yang terlihat sepi bersama Raja mereka.
“Tidakkah ada yang aneh dari situasi tembok ini?", Kata Raja Ayush dengan penuh kecurigaan.
Segera setelah Raja Ayush berkata seperti itu pasukan Alexander datang menyergap mereka semua yang keluar lewat gerbang selatan dan membunuh sebagian besar pasukan gabungan kedua Kerajaan dan menangkap Kedua Raja mereka.
“Dasar kau licik”,Kata Raja Nigeth.
“HAHAHA jika kau kalah maka kalah saja dan terima saja kematianmu! ”Kata Alexander.
Lalu Alexander membunuh Raja Ayush.
Berbeda dengan Raja Ayush,Raja Nigeth sangat ketakutan dan terus-terusan minta ampun.
“Tolong biarkanlah aku hidup, aku mohon padamu”.
“Aku akan melakukan apa saja untukmu”.
“..................................”.
Alexander hanya terdiam dan melihat dengan jijik lalu memerintahkan prajuritnya membunuh nya.
Lalu Alexander langsung memasuki kota dan menguasainya lalu ia juga menyerang seluruh kota yang tersisa di selatan yang dipertahankan dengan putus asa.
Alexander telah menjadi penguasa seluruh benua bagian selatan.
CHAPTER V
BARAT
Setelah Alexander menguasai benua bagian selatan, seluruh negara timur langsung menyerah karena ketakutan lalu ia segera menuju ke barat benua dengan 30.000 pasukan nya.
Di dalam istana Kekaisaran Nesaith...
“Sepertinya si maniak itu ingin menaklukkan seluruh barat", Kata Antipater sang Perdana menteri Kekaisaran Nesaith.
“Apa yang sebaiknya kita lakukan?", Tanya Kaisar Nesaith,Basil I .
“Sebaiknya kita kirim pasukan kita ke barat untuk membantu Kerajaan-kerajaan barat”,.Kata Antipater.
“Ide bagus”.
“Berapa sebaiknya jumlah prajurit yang kita kirim?", Tanya Kaisar.
“100.000”
“Apakah itu tidak terlalu banyak?”.
“Kita harus menghentikannya apapun yang terjadi karena jika sampai wilayah barat jatuh maka kita sendirian”.
“.......Baiklah”.
Benua bagian barat tidak seperti bagian benua lainnya dikarenakan benua barat memiliki kepadatan dan jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan bagian benua lainya (kira-kira hampir 3 kali lipat dari benua selatan)
Alexander sepertinya tidak akan segera menyerang negara-negara barat karena ia ingin untuk menambah jumlah pasukannya karena tidak mungkin melawan hampir 300.000 orang hanya dengan 30 ribuan orang dan juga ia ingin lebih menstabilkan urusan dalam negeri nya dan memadamkan berbagai macam pemberontakan.
Salah satu pemberontakan yang paling merepotkan bagi Alexander yaitu pemberontakan di ibu kota Kerajaan Karoling yang disebabkan oleh para bangsawan yang takut dibunuh setelah mengetahui banyak di antara mereka telah terbunuh oleh Alexander sehingga mereka semua melakukan pemberontakan dan menguasai Ibu Kota.
Hal ini membuat Alexander sangatlah marah.
Ini juga sangatlah merepotkan bagi Alexander karena ia berada di benua bagian barat harus pergi ke Pulau Cressida di bagian paling selatan Benua Rhine.
Perjalanan untuk kembali ke Pulau Cressida memakan waktu selama hampir 2 bulan.
Sesampainya mereka di Ibu Kota Alexander langsung memberikan perintah kepada Gavin,
“Kepung seluruh kota dan bunuh semua bangsawan tak tahu diri itu”.
“Baik Yang Mulia”.
Segera setelah itu pasukan Gavin segera mengelilingi kota dan membunuh semua pemberontak.
Setelah membereskan semua pemberontak Alexander dan para pengikut serta pasukannya segera kembali ke selatan pada saat itu Kerajaan yang sedang menyerang salah satu kota Alexander di selatan yang bernama Kota Fryburg dikarenakan Alexander sedang meninggalkan wilayah barat.
Pasukan penyerang sedang dalam posisi pengepungan dengan lebih dari 100.000 orang mengepung kota itu yang hanya dipertahankan oleh 10.000 pasukan yang direkrut secara kilat.
Mula-mula Alexander berencana untuk menerobos kepungan dan memasuki kota untuk mempertahankan nya dari dalam kota akan tetapi ia melihat bahwa pasukan musuh memiliki moral yang sangatlah rendah jadi ia menyusun sebuah rencana.
Awalnya Alexander akan mengirim seseorang untuk berpura-pura menjadi pengemis dan menyebarkan berita bahwa Alexander berencana untuk menyerang mereka saat malam saat mereka sedang beristirahat dan saat mereka terjaga selama semalaman pasukan musuh akan kelelahan dan semakin merendahkan moral mereka.
Rencana ini berhasil membuat semua pasukan musuh menjadi terjaga selama semalaman penuh sehingga mereka semua kelelahan sehingga makin tidak memiliki semangat untuk bertempur.
Lalu Alexander akhirnya menyerang mereka saat tengah hari dan meraih kemenangan telak dikarenakan pasukan musuh sudah kelelahan baik secara mental maupun fisik, Para pasukan musuh takut kepada Alexander karena telah menaklukkan seluruh selatan dan timur benua ini membuat mereka juga semakin tidak ingin bertempur.
Setelah itu Alexander segera menyerang Kota Augsburg di Benua barat dan langsung menguasainya.
Setelah mendengar berita kekalahan prajurit sekutu nya di barat para elite Kekaisaran Nesaith panik.
“Apa yang harus kita lakukan”.
“Kita harus mengirim lebih banyak pasukan ke Barat”.
“Jangan sampai kita bertarung sendirian”.
“Kita harus mengirim setidaknya 300.000”
“Kau sinting itu mengirim total 400.000 orang itu sudah hampir setengah dari keseluruhan pasukan kita.
Para elite Kekaisaran Nesaith saling berdebat satu sama lain di dalam sebuah ruang sidang.
“Apa yang harus kita lakukan tuan Perdana Menteri?”, Tanya seorang bangsawan.
“tidak perlu mengirim pasukan lagi", Kata Antipater.
Perkataan dari sang perdana menteri membuat semua orang di ruang sidang itu membeku terkejut.
“Apa maksud kau dengan tidak mengirimkan pasukan apa kau ingin kita bertempur sendirian?;Tanya Basil I.
“Walaupun kita mengirimkan banyak sekali pasukan itu sudah terlambat sekarang barat pasti sudah dikuasai oleh Alexander”,Kata Perdana Menteri.
“Sebaiknya kita bertahan di wilayah kita sendiri dan menunggu Alexander menyerang wilayah kita karena wilayah kita sering dilanda musim salju itu bisa kita manfaatkan untuk melawan dia", Tambah Perdana Menteri.
“Hmm.....”,Kaisar dan para bangsawan terlihat sedang berpikir dengan keras.
“Baiklah idemu bagus juga", Kata Kaisar.
“Ya itu ide yang lumayan bagus”.
“Luar biasa”.
“Si gila itu pasti akan kesulitan untuk menyerang wilayah kita yang dingin.”
Para bangsawan dan Kaisar memuji rencana Antipater dan menjalankan rencananya.
Sementara itu Alexander telah menguasai seluruh bagian benua kecuali bagian utara.
CHAPTER VI
MEMASUKI WILAYAH UTARA
Setelah menguasai seluruh barat Alexander tidak terburu-buru menyerang bagian utara benua melainkan dia akan membersihkan seluruh wilayah yang dijajahnya supaya tidak terjadi pemberontakan.
Ia juga banyak sekali merekrut prajurit dari seluruh penjuru benua dan melatihnya sehingga jumlah pasukannya membengkak hingga menjadi 150.000 orang.
Setelah dia membersihkan wilayah nya ia segera mengumpulkan pasukan dan mulai mendekati perbatasan Kekaisaran Nesaith.
Pada awalnya saat Alexander masuk ke wilayah utara ia dihadang oleh penjaga wilayah perbatasan yang melawannya dengan berani dengan hanya 100.000 orang.
Tentu saja Alexander menang dalam pertempuran tak berarti ini dan membuat elite utara makin panik.
Tapi...
Musim salju tiba-tiba turun dan membuat banyak pasukan Alexander kedinginan bahkan banyak yang mati membeku.
“Sebaiknya kita menunggu di dalam kota perbatasan sampai musim salju ini berhenti yang mulia", Kata Karl.
“Tapi itu akan membuat Nesaith bisa lebih bersiap dalam melawan kita", Gavin menentangnya.
“Jika kita tidak mundur semua pasukan kita akan mati kedinginan dan kita akan kalah juga", Balas Karl.
“Kita tetap harus maju", Kata Gavin dengan ngotot.
“............”,Alexander masih diam.
“Jika kita maju terus kita akan mudah disergap oleh orang-orang Nesaith karena mereka pasti mengenal medan wilayah mereka sendiri apalagi saat ini sedang musim salju yang membuat jarak pandang kita berkurang", Kata Karl.
“Kita hanya harus menghancurkan mereka sebelum mereka menyergap kita", Gavin masih bersikeras.
“Pemikiranmu sangatlah dangkal”,Karl mulai kehilangan kesabarannya.
“Hah bukankah kau saja yang terlalu penakut huuh”,Balas Gavin.
“Ini adalah perhitungan dan kalkulasi yang matang tentang apa yang akan terjadi dasar bodoh", Kata Karl.
“APA KATAMU?!,AKU BODOH?
“.......Kita akan mundur ke kota terlebih dahulu", Alexander yang semenjak dari tadi terdiam akhirnya angkat bicara.
“Tapi yang mulia ini akan memberikan kesempatan kepada Nesaith untuk bersiap", Gavin menyatakan keberatannya.
“Jika kita tidak mundur sekarang seluruh pasukan kita akan mati membeku atau mati kelaparan", Kata Alexander.
“Memang ini akan memberikan kesempatan kepada Nesaith untuk bersiap, Tapi apakah kau tidak memikirkan nasib pasukan kita jika kita terus maju menerjang dinginnya musim salju ini", Tambah Alexander sembari menunjuk keluar tenda.
“Maafkan hamba yang mulia pemikiran hamba terlalu sempit dan dangkal”,Kata Gavin.
Alexander lalu menganggukkan kepala dan pertemuan pun berakhir.
Lalu seluruh pasukan Alexander mundur secara teratur ke dalam kota perbatasan.
Di waktu yang bersamaan para Elite Nesaith sedang berdiskusi untuk apa yang akan mereka lakukan jika musim salju telah berakhir.
“Pasukan Alexander sedang tertahan di dalam kota sekarang, Haruskah kita mengepung kota itu?”, Tanya seorang Bangsawan.
“Dasar Bodohhh”,Kau ingin melawannya secara langsung apakah kau sudah gila hahh”,Teriak salah seorang Bangsawan lainnya.
“Jika kita menyerangnya saat pasukannya sedang kacau di dalam kota mungkin kita bisa menang”
“Sebaiknya kita memperkuat pertahanan kita saja supaya saat dia menyerang kita lagi kita bisa bertahan dengan lebih baik”.
“Bagaimana menurutmu tuan Perdana Menteri?”.
“Sebaiknya kita perkuat saja pertahanan kita", Kata Perdana Menteri.
“Benar”.
“itu ide yang bagus”.
Maka dijalankanlah rencana itu.
Alexander menunggu selama hampir 1 bulan hingga musim salju mulai berkurang saljunya.
Lalu Alexander keluar dari kota dan melanjutkan penyerangan nya.
Mula-mula ia akan menyerang bagian barat Kekaisaran yang dijaga oleh sekitar 200.000 pasukan Nesaith dan 50.000 Tentara bayaran lalu mengepung Ibu Kota Kekaisaran Nesaith,Sunfort dan menyerang sisanya dan menguasai seluruh benua.
Akan tetapi banyak sekali tantangan untuk melakukan semua itu contohnya cuaca wilayah utara yang tidak jelas kadang-kadang cerah lalu tiba-tiba badai salju, ini membuat pasukan Alexander kerepotan.
dan satu lagi yaitu medan, Medan di wilayah utara benua sebagian besar adalah pegunungan dan pasukan Alexander tidak terbiasa dalam bertempur di pegunungan yang dingin dan curam yang mengakibatkan pasukan Alexander menjadi kurang tajam dan efektif.
Setelah itu Alexander kembali bertempur dengan salah seorang penjaga wilayah Kekaisaran Nesaith bagian barat yang melawan Alexander dengan 250.000 orang sedangkan Alexander hanya berkekuatan 150.000 orang.
Pertempuran ini terjadi di sebuah tebing yang curam di bagian barat Kekaisaran Nesaith dan ini akan menjadi pertempuran paling penting saat penaklukan bagian utara benua.
Lalu Alexander menyiapkan barisan pasukannya dengan setiap barisan pasukannya memiliki komandannya masing-masing dan seperti biasa Alexander memimpin kavaleri di sayap kanan, Gavin mengontrol infanteri di bagian tengah barisan dan Karl berada di barisan belakang bersama para pemanah jarak jauh.
Saat awal pertama kali pertempuran dimulai kedua pihak saling melemparkan anak panah satu sama lain sampai pasukan Nesaith berhenti karena kehabisan anak panah.
Lalu pasukan infanteri Alexander dengan membawa tombak sepanjang 5 meter merangsek maju dan membuat banyak pasukan Nesaith jatuh ke jurang lalu disusul dengan serbuan kilat pasukan kavaleri yang dipimpin oleh Alexander membuat semakin banyak korban dari pihak Nesaith,
Setelah itu formasi pasukan Nesaith kacau balau banyak yang melarikan diri saling terinjak dan terbunuh.
Lalu pasukan pemanah menambahkan pukulan terakhir dengan menembakkan banyak sekali panah ke arah pasukan Nesaith sehingga banyak sekali yang tewas.
Setelah menguasai bagian barat Kekaisaran Nesaith Alexander langsung menuju Ibu Kota Kekaisaran Nesaith.
Kota itu sangatlah besar dan megah dengan tembok yang dihiasi dengan emas dan istana Kekaisaran yang besar dan bersalut emas yang menyilaukan sungguh sangat disayangkan bahwa kota ini akan segera menjadi lokasi berdarah.
Alexander membawa sekitar 130.000 orang lalu melaksanakan sebuah pengepungan klasik dengan memblokir semua akses air dan membakar ladang-ladang sumber makanan sehingga orang-orang di dalamnya kelaparan.
Tetapi rencana ini tidak berhasil dikarenakan Antipater sudah mengantisipasi masalah ini dengan menumpuk bahan makanan dan air di lumbung penyimpanan di dalam kota.
Ini membuat Alexander geram dikarenakan rencananya gagal.
“Ada ide?", Alexander bertanya kepada para bawahannya.
“Bagaimana jika kita meracuni sumber air mereka", Kata Karl.
“Itu ide yang lumayan", Kata Gavin.
“Ya itu memang rencana yang bagus", Kata Alexander.
“Terima kasih yang mulia”.
Lalu dijalankanlah rencana itu dan banyak sekali pasukan Nesaith yang jatuh sakit dan meninggal.
Hal itu membuat kekuatan pasukan Nesaith melemah akan tetapi dengan kepintaran Antipater serangan Alexander kembali digagalkan.
Alexander sebenarnya sangat khawatir dengan kondisi Kerajaannya dikarenakan Alexander telah menerima kabar bahwa suku-suku yang mendiami pulau-pulau di bagian timur benua sedang menuju ke Pulau Cressida untuk menyerang dan merebut Ansburg jadi ia membuat sebuah tawaran untuk Kekaisaran Nesaith yaitu,
1) Nesaith harus menjadi negara bawahan Karoling.
2) Kekaisaran Nesaith harus mengganti namanya menjadi Kerajaan Nesaith.
3) Kaisar harus turun takhta dan menjadi Raja.
4) Nesaith harus memberikan semua wilayahnya kecuali Kota Sunfort.
Perjanjian itu dengan terpaksa ditandatangani oleh Kaisar Basil I karena kalau tidak dia akan mati.
Sejak saat itu Alexander bisa dibilang menjadi penguasa benua.
Di suatu laut yang luas.....
Ada banyak sekali kapal-kapal yang berlayar menuju suatu tempat...
==========================
INFOPEDIA
❖ Infanteri : pasukan tempur darat utama yaitu pasukan pejalan kaki yang dilengkapi persenjataan ringan, dilatih dan disiapkan untuk melaksanakan pertempuran jarak dekat.
❖ Kavaleri : Kavaleri merupakan pasukan yang berperan sebagai bantuan tempur yang mampu bergerak dengan cepat dalam skala besar. Satuan ini berfungsi juga sebagai penyerang kejut atau pendobrak bagi pasukan Infanteri.
❖ Ansburg : Ibu kota Kerajaan Karoling.
========================================
CHAPTER VII
SUKU GILT
Setelah menaklukkan Nesaith Alexander segera pergi menuju Ansburg untuk mempertahankan nya dari para Suku Gilt yang kabarnya sedang berlayar dari kepulauan di timur dan akan segera menyerang Ansburg.
Saat Alexander akan menyeberang ke Pulau Cressida ia mendapatkan kabar dari mata-matanya bahwa di selat Hadrian banyak kapal-kapal Suku Gilt yang sedang berpatroli jadi tidak mungkin untuk melewati selat.
Alexander menerima sepucuk surat dari Kota Ansburg yang berisi,
“Pasukan Gilt sudah mendarat di Pulau Cressida dan sedang mengepung Ansburg.Kami sangat kewalahan melawan mereka yang sangat berpengalaman dalam berperang di darat maupun air oleh karena itu, kami memohon bantuan yang mulia supaya secepatnya kembali ke Ansburg”.
Setelah menerima surat itu Alexander segera pergi ke salah satu kota pelabuhan di benua bagian selatan dan menaiki kapal-kapal di sana lalu mereka berlayar mengitari selat dan sampai ke Pulau Cressida bagian timur dan segera menuju Ansburg yang berada di bagian utara Pulau Cressida.
Saat Alexander dan pasukannya sampai ke Ansburg pasukan Gilt sedang mengepung kota dengan rapat dengan lebih dari 300.000 pasukan lalu Alexander merencanakan sebuah penyerangan yaitu dengan menyerang mereka saat malam hari saat mereka tidur di tenda perang mereka.
Setelah seharian penuh mengepung Ansburg pasukan Gilt pun mundur ke perkemahan mereka lalu saat mereka semua sedang berpesta dan mabuk lalu tertidur Alexander menyuruh salah seorang pasukan nya untuk menuangkan minyak di sekitar perkemahan dan lalu membakarnya.
Hal ini membuat kerusuhan massal di antara pasukan Suku Gilt lalu mereka mencoba untuk kabur dari api dengan mencoba kabur dari perkemahan banyak dari mereka yang terpanggang hidup-hidup dikarenakan api dan yang selamat mencoba untuk keluar lewat gerbang belakang perkemahan.
“Lewat sini", Kata seorang tentara Gilt kepada pasukan Gilt lainya.
Lalu saat mereka mencoba untuk keluar dari perkemahan,
“Jleb”,Salah satu prajurit terkena sebuah panah dan meninggal.
“Penyergapan! ”salah seorang prajurit berteriak.
“AHHH”,satu lagi prajurit jatuh.
“TOLONG....AAH”,dan satu lagi jatuh.
Rupanya Alexander setelah membakar perkemahan itu sedang menunggu di luar dan mengelilingi seluruh perkemahan untuk menunggu mereka keluar dari perkemahan itu.
Setelah mengalami kekalahan telak pasukan Suku Gilt berusaha untuk lari ke barat Pulau Cressida untuk melarikan diri ke wilayah asal mereka di kepulauan timur.
“Ayo cepatlah”
“Dia sedang mengejar kita”
“cepat-cepat”
Semua prajurit yang tersisa saling berebut untuk naik ke kapal karena ketakutan.
“MEREKA DATANG", Teriak salah seorang prajurit.
Alexander dan pasukan nya yang semenjak dari tadi terus bergerak ke timur untuk mengejar pasukan Gilt akhirnya berhenti dan mengepung seluruh pasukan Gilt dan membakar seluruh kapal-kapal mereka.
“Sialan kau...”,Kata pemimpin suku Gilt,Tepanek.
“Ini Sudah berakhir kawan", Kata Alexander sembari tersenyum.
“Haha....”,Tepanek hanya tertawa dalam keputusasaan.
Lalu Alexander membunuhnya dan sekali lagi Alexander memenangkan peperangan.
========================================
CHAPTER VIII
PENOBATAN
Akhirnya setelah Alexander mengalahkan seluruh pasukan suku Gilt ia kembali memasuki kota dan memerintahkan untuk mengadakan sebuah upacara penobatan diri nya di Ansburg.
Setelah berbagai macam persiapan akhirnya tibalah hari penobatan diri nya yang kedua kali.
Diatas altar Alexander memakai sendiri mahkota nya sebagai simbol keabsolutan dan kekuatan.
Seluruh aula dipenuhi oleh tamu dan utusan dari seluruh benua yang datang untuk memberi hadiah dan mengucapkan selamat.
“Selamat yang mulia!”
“Panjang umur yang mulia!”.
“Panjang umur Kaisar”.
Seluruh tamu memberikan selamat kepada Alexander .
dan ia segera mengubah nama kerajaan nya dan gelar nya.
Sekarang gelarnya adalah Kaisar Alexander III dari Kekaisaran Karoling.
TAMAT