College Era
College Era
Alicia Gwen & Felisita Dyaning
XI AK 2
Puji Tuhan!
Akhirnya novel ini dapat terbit dan dapat dibaca oleh kalian semua. Tidak lupa juga karena kasih dan kemurahan Tuhan Yesus yang selalu memberkati dan membantu kami dalam proses novel ini dari awal pembuatan sampai selesai.
Novel pertama kami ini, kami beri judul "College Era.”
Yang dimana menceritakan tentang kehidupan seorang anak setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas ( SMA ) sampai perkuliahan. Dari halaman pertama sampai halaman terakhir, penulis memberikan situasi-situasi yang biasanya ada di dunia nyata. Penulis juga berhasil menggambarkan karakter, suasana dan peristiwa yang terjadi di dalam novel ini.
Cerita ini di isi oleh Grace Adeline sebagai tokoh utama nya bersama teman-teman lainnya. Mereka menghadapi masa perkuliahan dengan banyak lika-liku.
Selain itu, novel ini dibuat penulis dengan bahasa yang mudah dipahami dan sesuai kriteria usia.
Last but not least, penulis mengharapkan kalian sebagai pembaca novel ini dapat dengan tulus hati membaca novel dari awal sampai akhir. Dengan isi yang sesuai dengan kehidupan nyata anak-anak remaja zaman sekarang.
Selamat membaca dan menikmati novel tentang kehidupan perkuliahan.
With love,
Alicia Gwen Halim & Felisita Dyaning Purboyati
Penulis Novel
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................i
DAFTAR ISI............................................................................iii
CHAPTER 1, New Chapter In My Life........................1
CHAPTER 2, Short Film.............................................20
CHAPTER 3, Fieldtrip Gone Wrong...........................28
CHAPTER 4, Show It Together..................................36
CHAPTER 5,Unforgettable Birthday..........................45
New Chapter In My Life
“
A fresh start isn’t a new place, it’s a new mindset.
Saat ini aku sedang menunggu namaku dipanggil, untuk keluar ke atas panggung melakukan penyerahan siswa siswi oleh kepala sekolah dan wakil kelasku. Tak terasa sudah wisuda saja.... terakhir kali aku masih menduduki kelas 10 di sekolah ini, masih teringat betapa indahnya melihat teman temanku tertawa dan menghabiskan waktu bersama. Huftt... waktu berlalu dengan cepat ya... tetapi masih ada yang harus ku hadapi sebelum mulai bekerja, ya.. kuliah.
“Grace Adaline !”
Ya, namaku dipanggil setelah sekian lama menunggu. Aku berkebaya biru dengan rambut pirang yang terurai dengan jepitan pita kupu-kupu kesayanganku. Dan sekarang waktu nya aku menaiki tangga yang berada di belakang panggung dan memasuki panggung lalu mengambil medali serta sertifikat dan ijazah yang diberikan lalu bersalaman dengan beberapa guru ku.
Aku turun dan kembali ke tempatku duduk bersama teman-temanku. Sedih rasanya ketika melihat masa SMAku akan berakhir dan mulai memasuki college era.
Setelah wisuda aku pulang ke rumah dan mandi, lalu aku pergi untuk makan malam di meja makan bersama keluarga ku.
“Jadi....mama sudah mendaftarkan adek ke perguruan tinggi ternama yang menurutku menarik !” Ucap mamaku yang sedang duduk di depanku memegang sebuah cangkir berisi teh sambil tersenyum.
“APA?! Kenapa mama tidak memberitahuku?”
Tentu saja aku berteriak, aku sangat terkejut saat itu. Aku tidak menyangka mama ku sudah mendaftarkan ku ke perguruan tinggi yang tidak aku ketahui dan belum tentu aku setuju dengan keputusan mama ku.
“Adek, jangan marah dulu, ada banyak hal yang menyenangkan disana. Seperti teman yang baik, pendidikan yang bagus, mama juga dengar fasilitasnya bagus lohh.”
Aku yang sedang asik dengan makananku menjadi tidak selera lagi karena telah mendengar ucapan mamaku terkait kuliahku nanti.
“Tidakkah mama berpikir untuk membicarakan hal ini sebelumnya denganku, atau langsung mendaftarkan ku tanpa persetujuan aku ?”
“Yeah.. the second one, honey,” Kata mama ku dengan wajah yang tampak seperti tersenyum tetapi jauh di lubuk hatinya tidak.
“Tapi, kamu akan melakukannya dengan baik di sana, aku tahu sejak aku melihat kuliah itu kamu akan cocok di sana.”
“Baiklah, kuliah jurusan apa yang mama pilih ? "
“Acting... seperti koko mu..”
Aku terkejut sembari dengan cepat menghabiskan makananku dan kembali ke kamarku lalu menutup pintu kamarku dengan keras.
---
“KRINGG KRINGGG,” terdengar suara alarm yang memasuki telingaku yang membuatku terbangun. Ku lihat alarm di sebelahku sudah menunjukkan pukul 07.50 a.m, aku bergegas ke kamar mandi untuk mencuci mukaku dan segera turun ke lantai bawah untuk mengambil sarapan yang sudah disiapkan oleh mamaku dalam kotak bekal yang dimasukan ke dalam paper bag. Lalu aku pergi keluar rumah dan menaiki bus sekolah untuk menuju kampusku.
Setiba di kampus, kulihat sekeliling ku banyak mahasiswa-mahasiswa baru yang menunggu tanda masuk berbunyi. Ada banyak mahasiswa juga yang duduk-duduk di taman sambil membaca novel ataupun sekedar bermain ponselnya.
Sedangkan aku? hanya asik melihat-lihat sekeliling sambil sesekali melihat ponselku yang tidak ada notif sama sekali.
Huffttt.. menyedihkan.
Tidak lama, tanda masuk pun berbunyi.
Para mahasiswa segera pergi menuju ke kelas mereka masing-masing. Aku pun ikut pergi menuju ke kelasku sambil menunggu dosen masuk ke kelasku. kelas pertama ku adalah kelas seni. Kemudian, aku lihat di balik pintu ada seorang pria yang tegap berjalan memasuki kelasku sambil memberi sapaan.
"Good morning everyone.. sorry, i'm late.”
“It's okay sir,” saut seorang mahasiswa.
Sebelum pelajaran di mulai, dosen ku meminta kami semua untuk memperkenalkan diri masing-masing di depan kelas.
Waktu demi waktu berjalan, akhirnya sesi perkenalan pun selesai. Dan dosen ku mulai menjelaskan proses pembelajaran selama 1 semester kedepan.
“KRINGG... KRINGG...,” bunyi bel terdengar yang menandakan bahwa kelas telah selesai. Aku membereskan buku ku yang berada di meja ku, lalu aku pergi ke kantin untuk makan bekal yang telah disiapkan oleh mama ku.
Saat aku tiba di kantin, aku duduk di sebuah kursi yang kosong. lalu aku mengeluarkan bekal ku yang berisi chicken katsu dengan sebuah minuman yakni green tea. Lalu saat aku ingin memakan makananku, aku tidak sengaja menoleh ke meja sebelahku dan aku tersadar bahwa bekal makanan yang aku bawa, sama dengan orang yang berada di sebelah meja ku.
Kemudian aku masih memperhatikan makanannya selama 3 detik seperti aturan Tiga Mississippi. Dan ya, dia memperhatikan bahwa aku sedang menatapnya ketika aku menghitung sampai detik ke tiga.
“Uhh, apakah ada yang salah ?” Ucap nya.
“Eh engga kok, gue cuma sadar kalau makanan kita sama,” ucapku sambil tersenyum.
“Oh iya, hahaha, gue juga baru nyadar. Kok bisa ya ?” Ucap nya.
“Iya, siapa sangka kalau makanan yang kita bawa itu sama. Dan kami bahkan duduk bersebelahan !” Ucapku berseru kegirangan.
“Hahaha, lo lucu ya. Nama lo siapa ?”
“Nama gue Grace Adaline, panggil Adaline saja, kalau lo ?”
“Nama gue Aleria Delencia, lo sendirian kan? gue duduk di meja lo aja ya,” dia mengambil makanan nya dan berjalan ke arah meja ku, lalu ia menaruh makanannya pasa meja ku dan duduk di kursi sebelahku.
Aleria adalah seorang gadis dengan wajah yang mulus dan rahang yang lancip. Ia berkulit putih dan mempunyai rambut yang berwana pirang disertai highlight berwana pink. Ia juga memakai beberapa aksesoris di rambut nya. Ia memiliki mata besar yang menggemaskan berwana biru langit, juga bibir yang berwana pink.
“Eh gue panggil Lin gapapa kan, biar lebih gampang.”
“Gapapa kok.”
“Lo masuk kuliah ini kenapa, soalnya kan orang yang masuk jurusan acting mempunyai alasan yang tegas dan bermakna. Siapa tau lo juga ?” Tanya Aleria kepada ku .
“Jujur sih gue dipaksa sama mama gue, soalnya koko gue juga kuliah di sini. Jadi biar barengan kali?” Ucapku sembari memakan katsu ku.
“Oh kalau gue sih awalnya pengen masuk jurusan tata boga cumapapa gue dosen disini jadi ya... beginilah.”
“Eh sumpah, papa lo dosen matkul apa ?"
ucap ku dengan muka yang terkesan.
“Music.”
“Keren sih, tapi lo yakin bisa di kuliah ini jauh banget loh dari tata boga ?”
“Gimana ya... I tried not to brag about it..”
Ucap nya sambil menutup bekal nya dan memasukannya ke lunchbox nya.
Melihat hal itu aku pun juga ikut menutup bekal ku dan memasukannya ke lunchbox ku. Pas pada saat itu bel tiba tiba berbunyi, sepertinya sekarang adalah matkul acting. Karena kami ada di kelas yang sama Aku mengajak teman baru ku untuk pergi ke kelas bareng. Dia mengiyakan tawaran ku dan kami jalan ke kelas kami.
Saat aku tiba di kelas bersama Aleria, aku tidak sengaja menabrak tangan seorang perempuan yang sedang menggambar, yang mengakibatkan gambaran nya kecoret.
“Aduh, maaf ya. Gue ga sengaja.”
Ucapku sambil mencoba untuk memikirkan cara untuk menghilangkan coretan pena itu.
"Bisa ga sih kalau lihat orang lagi gambar minggir dikit. Kan jadinya kecoret, gabisa dihilangin. Awas aja ya kalau nilai gue kecil gara gara ini." Ucap perempuan itu sambil menarik kertas gambarannya dari tangan ku dan memasukannya kedalam laci meja nya.
Aku tidak sadar bahwa semua orang yang ada di kelas ini sedang memperhatikan kami. Lalu perempuan yang tidak sengaja aku senggol mulai sadar akan pandangan orang orang yang sedang melihat kami.
"Ya siapa yang gak kesal kalau gambarannya jadi jelek karena ada coretan di atas gambarnya?!" Ucap nya sambil menatap mereka dengan sinis.
"Maaf, gue ga maksud untuk hancurin gambar lo kok, beneran ga sengaja, sekali lagi, maaf ya." Aku membukukan kepala ku sebagai tanda maaf dan jalan menuju tempat dudukku.
Ternyata tempat duduk di kelas ini sudah ditentukan namanya, jadi di setiap meja sudah terletak nama siswa-siswi nya. Dan kebetulan temoat duduk sebelah ku adalah seorang laki laki dengan muka yang tampan.
"Oh hai, lo murid baru itu kan ?" Ucapnya bertanya kepadaku.
"Iya, namaku Grace Adaline. Nama lo siapa ?"
"Nama gue Joan, panggil aja Jo. Salam kenal ya, semoga betah di kuliah ini, hahaha" Ucapnya.
"Semoga aja sih, gue ga tau apa apa tentang kelas ini soalnya. "
"Oh gapapa kok, gue bisa ajarin lo kapan kapan.”
"Ajarin apa sayang?" Suara yang familiar muncul dari depan ku saat aku sedang berbicara dengan Joan. Aku memutarkan kepalaku ke arah depan dan melihat sosok perempuan yang aku tabrak tadi.
"Eh bukan apa-apa kok, cuma pelajaran acting doang. Dia gapernah belajar acting soalnya. " Joan mengatakannya sambil tersenyum.
Lalu perempuan itu maju perlahan ke tempat duduk ku, dan menaruh kedua tangannya di meja ku, lalu ia mengatakan ...
"Setelah ngerusak tugas gue, lo mau ngerusak hubungan gue juga?"
"Hah maksud lo apa, gue ga minta untuk diajarin kok, orang dia sen-"
Tiba-tiba seorang dosen masuk kelas ku yang mengakibatkan percakapanku kepotong, dia berjalan ke mejanya dan menaruh bukunya.
"Pfftt, jangan pikir lo bisa ngambil pacar gue!" Ucap perempuan itu sembari jalan balik ke tempat duduknya. Lalu dosen itu memperkenalkan dirinya kepada ke kelas ini
"Hallo murid murid, nama saya pak Wilbert. Saya akan mendampingi kalian sebagai dosen mata kuliah acting. Ada yang sudah familiar sama acting ?" Tanya nya.
“Gaktau pak, cuma sering nonton di film-film saja.” Ucap seorang murid yang membuat suasana kelas penuh dengan tertawa.
“Baiklah, hari ini kalian akan mengerjakan tugas berkelompok. Saya akan tentuin kelompok nya.”
Dan kebetulan aku satu kelompok dengan, Joan, Aleria, Rei, dan Janice. Untung aku kenal dengan Joan dan Aleria, tapi Rei dan Janice siapa ya ? Lalu Aleria mengajak ku untuk mencari tempat duduk kelompok kita, dan Joan mencari teman kelompok aku yang lainnya. Kami duduk berdua, lalu Joan datang bersama teman kelompok yang lain.
“Oh, lo lagi. Boleh ga kita pindahin dia ke kelompok lain saja,” ucap perempuan yang tadi aku ketemui.
“Rei, kita kan satu kelompok. Jangan berantem dulu dong ayo duduk,” ucap aleria.
---
"Siang ini, kita bertemu lagi di matkul acting dan saya memiliki tugas yang harus kalian kerjakan. Apa ada yang bisa tebak?" Tanya Pak Wilbert.
"Ah tugas lagi, capek banget." Celetuk salah satu mahasiswa di dalam kelas itu.
"Theater ya pak?" Tanya Aku.
"Noo, bukan untuk saat ini. Tetapi kalian akan mengerjakan project short film." Ucap Pak Wilbert.
“Wah temanya apa tuh pak?.”
"Temanya akan saya kasih melalui grup kelas di WA dan deadline nya juga akan saya kasih." Ucap dosen ku.
"Baik Pak.” Ucap murid-murid di kelas ku.
"Sekarang silahkan berdiskusi bersama kelompok kalian.., kalau ada pertanyaan tanya aja ya. " Ucap dosen ku.
Setelah berbincang dengan kelompok-ku mengenai proyek kami, kami setuju untuk melakukan proyek nya di rumah aku.
---
Short Film
“
Film making is a chance to live many lifetimes.
Pada hari Sabtu pukul 11.00 A.M. Aku, Aleria, Joan, Rei, dan Janice berkumpul di rumah ku. Kami semua duduk di sofa kecuali Rei dan Joan yang duduk di lantai seperti perangko yang tidak bisa dipisahkan. Lalu kami mulai membicarakan tema yang akan kami pilih untuk project kami.
"Eh di rumah ini gaada makanan ya, gue laper banget loh, " Ucap Aleria sembari jalan ke arah ruang makan yang berada di sebelah kanan ruang tamunya.
Ketika Aleria sampai di ruang makan, Aleria menemukan 3 buah sandwich dan 2 burger yang berada di atas meja makan aku. Lalu ia mengambil makanan makanan itu dan membawanya ke ruang tamu.
"Adeline ini boleh dimakan ga ya? pas loh 5 untuk kita semua."
"Boleeeh, makan aja!” Ucapku.
Setelah selesai makan, kami mulai memikirkan lagi tentang tema yang akan kami pakai untuk short film kami. Dan akhirnya kami memilih tema action dengan judul release crime, yang menceritakan tentang dua orang perempuan yang mencoba untuk keluar dari penjara, namun salah satu dari mereka mengkhianati temannya. Lalu kita mulai menyuting adegan filmnya di saat itu juga.
"Teman teman, aku video call sebentar ya," ucap Janice.
"Oke, jangan gede-gede ya. Kita lagi menyuting adegan berantem nya." Ucap Joan yang sedang memegang kamera untuk menyuting adegan nya.
"Iya.”Lalu Janice mulai video call, dan ia menunjukkan behind the scene dari short film kami kepada orang yang sedang ia video call.
BRUUKKKK !! terdengar suara tinjuan keras yang berasal dari arah Adeline dan Rei.
"Argh! mata gue. Lo dendam ya sama gue, sampe ninju gue keras banget. sakit anj*ng ! " Ucap Rei yang menutupi mata nya dengan telapak tangannya dan terjatuh ke lantai. Semua orang yang berada di depan ku bersama orang yang sedang Janice video call terkejut dengan hal itu. Kemudian Joan sebagai pacarnya Rei, menaruh kamera nya ke lantai dan jalan ke arah Rei sambil memeluknya.
"Kan udah gue bilang, tinju nya bohongan aja gausah beneran. Kok lo malah ninju dia!” Ucap Joan dengan sesal.
"L-lah, gue ga ninju dia anj*r. Sumpah gak kena liat aja matanya." Ucap ku dengan suara yang lantang karena aku merasa bahwa aku tidak meninju mata nya.
Saat itu juga Rei melepaskan tangannya dari mata nya. Dan ternyata mata nya berwarna merah keunguan, hal itu menyebabkan teman-temanku semakin terkejut, dan mulai lari ke arah Rei sambil memegang matanya yang sakit. Janice juga langsung mematikan video call nya.
"Gila bisa sampe merah gitu, ini mah harus dibawa ke rumah sakit.” Ucap Aleria, dan dia menghadap ke arah ku.
"Tapi tadi gue engga merasa ninju dia keras banget .." Ucapku memastikan.
"Jadi lo ngaku kalau lu ninju dia kan?” Kata Joan yang juga menghadap ku.
"Eh bukan gitu maksud gue, g-gue ga ninju dia sama sekali."
"Udahlah, biarin aja kalau dia gamau ngaku. Short film nya kalian lanjutin sendiri aja kalau mau. Gue mau pulang.” Ucap Rei sembari berdiri dan mengambil tas nya.
"Rei, kamu gapapa ? gamau di anter dulu ke rumah sakit dulu ?" Ucap Janice dengan lembut.
Rei hanya menggeleng-gelengkan kepala nya dan bergegas keluar dari rumahku, diikuti oleh Joan. Jadi hanya sisa kami bertiga, yaitu aku, Aleria, dan Janice. Tidak tau mau melanjutkan short film nya bagaimana, soalnya aku yang baru masuk ke kuliah ini, Janice yang pemalu, dan dengan Rei yang tidak ada, kami susah untuk melanjutkannya. Pada akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkannya pada hari Senin. Wah benar-benar tidak aku sangka bahwa hari kedua ku di kuliah ini begitu berat.
Pada hari Senin, tepatnya pada jam istirahat. Aku bersama Aleria pergi ke kantin dan membeli makanan yaitu rice bowl. Lalu Aleria mengajak aku untuk duduk bersama Rei, Joan, dan Janice. Karena mereka biasanya makan barengan. Aku mengiyakannya karena itu adalah peluang-ku untuk meminta maaf atas kesalahan yang telah aku lakukan tanpa sengaja.
"Ugh, apa yang kalian mau ?" Ucap Rei dengan nada kesal.
"Rei, gue mau minta maaf, karena kejadian kemarin. Gue ga sengaja, malah ga ngerasa kalau gue nonjok Lo, dan gue-" Percakapan-ku telah dipotong oleh tumpahan air yang tidak sengaja terkena mata Rei dan baju Janice . Rei pun terkejut dan langsung mengambil tissue seraya mengelap matanya yang terkena air. Dan siapa sangka bahwa luka yang dimata nya ternyata ....
---
"Rei... kok luka lo...luntur ?" Tanya Aleria.
"Sayang jangan bilang lo pura pura luka..," ucap Joan .
"H-hah apasi, ini tuh cuma darah tau !" Ucap Rei sembari menutupi luka nya yang dengan tissue.
"Rei jujur aja, kamu pake apa untuk warnain mata kamu?" Ucap Janice.
Rei terdiam sebentar, ia tidak tau apa yang dia akan katakan, sama seperti diriku yang hanya duduk diam di kursi kantin ini.
"Huft, ya gue pura pura. Gue gasuka aja sama lo.." Ucap Rei sambil menyilangkan tangannya.
"Rei, emang gue segitu jahat itu ya dimuka lo. Atleast minta maaf lah, lu udah fitnah gue terus proyek kita diundur karena kejadian palsu itu. Sekarang lu hanya menyilangkan tangan lu seakan-akan lu ga salah." Ucap ku dengan tegas.
"Yaelah gitu doang, yaudah gue minta maaf." Ucap Rei.
"Karena?" Ucap Joan
"Karena...gue sekelompok sama anak baru yang sangat ngeselin dan suka deketin pacar gue!!" Ucap Rei dengan suara yang lantang. Ia langsung berdiri dari kursinya mengambil rice bowl ku dan membuang nya di tempat sampah sambil tersenyum.
"Makan siang gue itu anj*r, dan informasi aja ya, cowo lo bukan tipe guee ! " Ucap ku.
Joan langsung menghadap kepada ku sedangkan Rei jalan meninggalkan kita.
"Yang bener, apakah gue ga seganteng itu? " Ucap nya sambil mengibas rambutnya.
"Jo, jijik sumpah. " Ucap Aleria
"Mending kamu kejar cewe mu. " Ucap janice
"Iya iya, dia mah kalau udah kabur susah untuk dicari. Mending kita cari bareng bareng. " Ucap Joan.
"Harus ya?, setelah apa yang dia lakukan ke gue? " Tanya ku.
"Basing lu, kalau mau proyek kita selesai ya...lu ikut cari dan damai jadi kita bisa lanjutkan proyek kita." Jawab Joan sambil berdiri dari bangku nya diikuti oleh Amerika dan Janice.
Damai...memang bisa damai kalau sama dia? Itulah yang ku pikirkan sekarang, tetapi untuk tugas pertama ku di kampus ini, tentu aku ingin mendapatkan nilai yang bagus. Maka, aku ikut untuk mencari Rei.
Pada akhirnya kita menemukannya di rooftop, Aleria pun menyuruh Rei untuk meminta maaf dengan benar, dan akhirnya dia mau meminta maaf. Setelah itu kami langsung bergegas melanjutkan proyek kami di rumah ku.
Beberapa hari kemudian, pelajaran acting berlangsung setiap kelompok di minta untuk menampilkan short film yang telah dibuat. Beberapa dari mereka sudah menampilkan short film nya. Dan sekarang giliran kelompok kami. Jujur...Aku belum melihat hasil dari short film kami, karena yang memegang nya hanya Joan. Joan pun mengirimkan video nya dan setelah guruku mengunduh video nya, ia menampilkan short film kami. Dan ternyata... tidak seperti yang kuharapkan. Banyak yang terlihat aneh di beberapa adegan film itu, tetapi dengan waktu yang sedikit, ditambah kejadian yang agak merusak film kami. Kita mendapatkan nilai B dalam proyek itu, sebagaimana keren menurut ku.
---
Fieldtrip Gone Wrong
“
Always walk through life as if you have something new to learn, and you will.
Jumat 12 April pukul 1.00 pm kami berkumpul di kelas seni dan sedang mendengarkan penjelasan dari guru. Tidak lama kemudian terdengar suara dari speaker bahwa, kita akan mengadakan field trip ke Kamboja, dengan maksud untuk membuat laporan observasi. Hal itu membuat suasana kelas ku ramai dengan obrolan para murid.
"Oke..Tenang, inget kalian ada tugas membuat laporan observasi, jangan lupa tentang itu. " Ucap dosennya
"Iya Pak, itu mah gampang.! " Sahut seorang murid, dan murid lain pun ikut meremehkan tugas nya.
"Baiklah, kalau kalian ngerasa laporan ini sangat mudah, aku tantang kalian semua. Yang bisa membuat laporan paling menarik akan saya kasih nilai A di ulangan nya. " Ucap dosenku sambil menyilangkan tangannya dan mengangkat alis kanan nya.
"Oke, akan kita lakukan. " Ucap kita semua.
Hari ini adalah hari kita berangkat ke kamboja, sebelum berangkat aku mempersiapkan barang barang ku yang akan dibawa. Lalu aku diantar oleh ayah ku ke bandara dimana kita berkumpul untuk pergi dengan pesawat ke kamboja.
"Hai, ga telat kan gue.” Ucapku sambil berjalan ke mereka melambaikan tanganku.
"Ya ga se telat rei sih, dia aja belum dateng, padahal udah mau pergi,” ucap Aleria
"Oh untunglah gue ga ketinggalan.” Ucap ku.
"Hei, maaf telat. Semuanya udah dateng ya?” Ucap Joan yang sedang berjalan bersama Rei.
"Iya sudah semua!” Jawab Janice.
"Oh, maaf lama. Tadi ngejar Rei dulu karena sesuatu, ada yang punya minum ga, harus banget gue.” ucap Joan.
"Nih gue punya,” Jawab ku sambil mengeluarkan botol minuman dari tas ku dan memberikannya kepada Joan. Ia mengambil botol itu dan langsung meminumnya.
"Jo, kamu gapapa? Kayak gerah banget.” Ucap Janice.
"Iya, tadi lu bilang lu ngejar Rei. Emang ada apa sih sampe kejar-kejaran ?" Tanya ku.
"Kepo amat, tapi lo orang jangan salahin gue ya. Semua gara gara Joan." Ucap Rei.
"H-hah, Bagaimana bisa itu salah gue kalau lu kehilangan sunscreen lu?!" Joan nyeletup dengan suara yang lantang.
"Ya mungkin kalau lu engga- " Percakapan kita terpotong oleh suara dosen ku yang menggunakan togak.
"Oke murid-murid, silahkan naik ke pesawat sekarang juga. Pesawat akan berangkat dalam 15 menit lagi.” Ucap dosenku.
"Ayo naik... " ucap Aleria mengajak kita semua untuk naik ke pesawat itu.
Setelah naik ke pesawat, kita mencari tempat duduk dan aku duduk bersebelahan dengan seorang laki laki yang terlihat keren. Ia memiliki wajah yang tampak tegas namun terlihat lucu juga. Ia juga memiliki mata berwana cokelat, hidung yang lancip, dan rambut yang sedikit keriting.
"Oh lu duduk di sebelah gua ya?" Ucapnya.
"Iya.” Jawab ku sembari duduk di kursi itu.
"Nama lu siapa? Kayaknya aku gapernah lihat kamu di kampus.” Ucap dia sambil tersenyum.
"Grace Adeline, gue baru masuk ke kampus ini hehe, makanya ga pernah lihat."
"Oh gua Asher, gua lebih tua dari lu berarti .. " ucap nya
"Oh ya kah?" Tanya ku.
Aku tidak sadar bahwa sepanjang jalan aku telah berbincang dengan Asher. Dan aku merasa nyaman berbicara dengan nya entah kenapa... .
Akhirnya kita sampai di Kamboja, dan kita pun dibagi kelompok yang beranggotakan 2 orang setiap kelompok. Tak sangka aku satu kelompok dengan Asher, teman sebangku ku tadi. Setiap kelompok dikasih waktu 2 hari untuk mengobservasi tempat, keadaan, atau acara yang ada dalam kamboja. Tentu kita semua menginap di hotel bintang 4 yang setiap kamar nya berisi 5 orang. Aku sekamar dengan Asher, Janice, Aleria, Dan Kalea. Kami pun berkenalan satu sama lain. Karena lelah, kami berbaring di kasur untuk sekian waktu.
"Janice ayok pergi, kita harus nyari tempat untuk di observasiin." Ucap Aleria .
"5 menit lagi aja ya, masih cape akuu".. ucap Janice
"Oh iya, lo orang mau pergi ke mana?" Tanya Kalea
"Gue baru lihat beberapa tempat di internet sih, tapi kayaknya kita pergi ke pantai aja deh, kan seru, dan gampang untuk diobservasiin." Jawab Aleria.
"Iya juga ya..., gue denger denger pantai nya juga bersih bersih. Kalau Adaline sama Asher mau kemana?" Tanya Kalea.
"Jujur, gue belom tau mau kemana. Bingung banget.. " jawab ku.
"Jalan jalan dulu aja yuk Adaline, siapa tau nanti ketemu tempat yang menarik!" Ucap Asher.
“Ayok!” ucap ku.
Malam hari pun tiba, Kami jalan jalan bersama sembari melihat sekitar. Lalu tidak seberapa lama, aku dan Asher mendengar suara petasan dan musik yang memutar. Karena merasa tertarik kami mengikuti arah musik itu dan ternyata... Kami sedang menyaksikan acara tahun baru di jalan Temple Town's Pub. Mereka mengadakan acara tahun baru di bulan April, sangat aneh bukan? Mereka juga minum bersama sambil bergembira merayakan tahun baru. Bar-bar akan penuh sesak dengan tawa orang-orang dan pertunjukan musik yang ada di bar tersebut.
"Eh, gimana kalau kita buat laporan observasi kita tentang tahun baru di Kamboja?" Tanya ku.
"Bagus juga ide lu.. Boleh tuh." Jawab nya.
Kami duduk dipinggir jalan sembari mengamati kegiatan mereka dan mencatat nya di kertas yang ku bawa. Tapi di seberapa lama, mereka menari bersama dan ada satu bapak-bapak yang menarik kita untuk ikut menari. Karena merasa bosan hanya mengamati, kenapa tidak menjadi bagian dari nya?
Pada hari kamis, kami kembali berada di kelas kami. Ternyata selain dari membuat laporan observasi, setiap kelompok dipanggil untuk maju ke depan menceritakan apa yang dialami Selama di Kamboja. Kelompok pertama yang dipanggil adalah kelompok Janice dan Aleria.
"Jadi, awal-awal rencana kami kan ke pantai.., tapi karena Janice lapar, jadi kita pergi ke kuliner yang dekat dengan pantai itu. Namun pas kita masuk itu ramai banget, banyak tourist yang sedang makan-makan. Kami kira kuliner ini tempat terkenal, tapi karena kita tidak tau bahasa mereka. Kita memilih beberapa makanan tanpa mencari tau tentang nya, karena usah lapar banget. Nah ternyata, pelayan nya dateng bawa makanan nya , dan isinya hanya beberapa seranga yang sudah mati atau sudah dimasak.ya pasti kita kaget dong lihat kalau cuma ada serangga di atas piring nya. Jangan jangan makanan nya dimakan oleh serangga nya?. Tetapi... Setelah kami mencari tau, yang kami kunjungi adalah kuliner eksrem yang isinya serangga seperti laba-laba, belatung, kecoa, dan lain lain. Karena merasa jijik kami pun pulang dengan perut kosong.” Ucap Aleria
"Iya padahal udah lapar banget, tapi bodohnya kita gak cari tau dulu,” ucap Janice .
"Wah, plot twist banget ya, sekarang coba Joan dengan Rei! " Ucap dosen ku.
"Uhh, gimana ya. Jadi Rei ngajak gua ke killing field karena dia penasaran. Jadi kita pergi ke sana. Terus disuruh bayar 6 usd. Tapi dapet map sama audio guide, dan di tempat itu isinya sejarah pembantaian yang ada di Kamboja dan setiap area nya ada cerita nya. Terus kita ketemu pohon yang ada banyak gantungan gelang, katanya bayi bayi pada dilempar ke pohon ini, ngeri banget sih.. " ucap Joan.
"Oh ya jangan lupa lagu nya, itu akan jadi lagu favorite gue bentar lagi..," ucap Rei.
"favorite? Rei itu lagu yang nutupin suara jeritan saat pembantaian ... " ucap Joan.
"Ya gue tau.” balas rei.
"Oke..... cukup. Adaline sama Asher bagaimana?” Tanya dosen ku.
Dan aku bersama Asher menceritakan apa yang terjadi. Namun untuk laporan, laporan itu akan diperiksa oleh jurnalis ternama , lalu hasil nya akan diberi beberapa minggu lagi.
---
Show It Together
“
Even the weak become strong when they united.
Siang siang gini, aku telah di kagetkan oleh informasi dari guru musik ku mengenai tugas yang akan memengaruhi nilai akhir ku sebanyak 30%. Aku yang sedang berbaring di ranjang ku pun terbangun, dan segera mengubungi teman-teman ku mengenai tugas itu.
Ya aku paham sih, tapi aku tidak mengerti cara membuat lirik lagu. Huft...kamu pasti bisa adaline. Aku mulai pergi ke meja belajar ku dan membuka laptop ku untuk mencari ide. Selama 10 menit menelusuri google, pinterest, dan youtube. Aku memutuskan untuk menggunakan tema ceria, karena tema ceria dapat membangkitkan suasana.
Namun setelah kupikir-pikir, siapa yang akan memainkan alat musik nya? Aku sendiri tidak tau cara memainkan alat musik nya. Apa aku nyanyi tanpa alat musik ? ,tidak mungkin kan menyanyikan lagu ceria dengan akapela...
Baiklah aku akan pergi ke rumah Aleria, siapa tau dia bisa membantu saya. Tentu aku menelpon nya terlebih dahulu, dan Aleria memperbolehkan ku untuk mengunjungi rumah nya.
“Tok..tok...tok..” aku mengetok pintu itu menandai bahwa aku berada di depan pintu rumah Aleria. Tidak seberapa lama pintu itu kebuka dan aku disambut dengan ayah Aleria yaitu pak Louis.
“Siang pak, aku mau bertemu dengan Aleria. Apakah Aleria dirumah ?” Tanya ku sembari membungkukkan badan ku sebagai tanda hormat.
“Ada kok, Aleria sudah menanti mu dari tadi. Ayo masuk Adaline! ” Jawab nya.
“Baik pak makasih ya,” aku memasuki rumah nya dan melihat sekitar. Wah ternyata rumah Aleria begitu rapi ya...pasti keluarga nya suka bersih-bersih.
“Hei Aleria, akhirnya lo datang juga,” ucap Aleria yang sedang berjalan mengarah ku. “Ah iya, sorry ya kalau agak lama, hehe..” ucapku.
Lalu Aleria mengajak ku ke kamar-nya, setelah beberapa lama berbincang, aku menanyakan mengenai pemain musik nya. Ternyata yang bermain musik juga harus kita. Dia mengatakan bahwa di kuliah ini, memang sudah diajarkan basic nya. Namun aku baru masuk ke kuliah ini dan aku pun tidak mempunyai pengalaman tentang bermain musik. Berbeda dengan Aleria yang sudah mempunyai banyak pengalaman tentang bermain musik walaupun dia juga baru masuk.
Aku pun meminta keringanan kepada pak louis tetapi ia berkata bahwa nilai aku akan dikurangi 30 dari 100. Aku tidaktau apa yang aku akan lakukan. Di sisi lain, Aleria juga tidak mengerti cara memainkan piano dan gitar secara bersamaan, karena jika kita hanya menggunakan satu alat musik saja tidak akan terdengar begitu enak.
“Adaline, mau ngabarin yang lain aja ga ? , sepertinya mereka lebih berpengalaman deh tentang ini.”
“Boleh deh.”
---
Rabu 3 juni pukul 5.00 pm , aku, Aleria, Joan, Janice, dan Rei berkumpul di rumah Aleria.
“oke, bisa ga kita selesaikan dengan cepat ? gue masih ada banyak yang harus disiapkan, ” ucap Rei.
“Sabar Rei, kalau lo mau pulang, pulang aja sana.”
“Karena ini masih hari pertama, gue mau nanya ke lu orang semua sebelum terlanjur membuat lirik nya. Apakah kalian semua gaada kekhawatiran dengan nyanyi di depan panggung itu,misalnya kalian gatau cara main musik, nyanyi, atau buat lirik ya. Karena gue bingung gitu...” ucap ku.
“yaampun Adaline, sudah beberapa kali gue bilang lo itu cuma buat lagu dan nyanyi.” Ucap Rei.
“Rei kamu ga denger ? kita juga harus mainin alat musik nya juga, emang kamu bisa, setau ku kamu tidak bisa main alat musik,” ucap Janice. “Hah sumpah ? orang yang di kasih tau cuma buat lirik sama nyanyiin.” Ucap Rei.
“Makanya jangan songong dulu.”
“Ya kan gue gatau babi.” Ucapnya sambil menyilankan tangan nya.
“Kalau lu Jo, lu sudah buat lirik nya ?” Tanya ku.
“Oh gue? ya sudah lah. Gue mah selalu pertama soal lirik lagu! ” Jawab nya dengan pede.
“Gila, keren banget. Jadi lo tinggal nyanyiin doang dongdong.” Ucap ku sambil menepuk pelan punggungnya. “Haha, ya itu masalahnya line, gue gabisa nyanyi...”
Suasana kamar pun terdiam semua setelah mendengar ucapan Joan. Aku menghelakan napas ku dan berbaring di lantai dengan penuh cemas. “Oke guys, gimana kalau kita berkelompok saja, kan gue bisa buat lirik lagu, Rei sama Adaine bisa nyanyi kan, uhh.... J-janice lu bisa main gitar kan ?” Tanya Joan. Janice menganggukan kepala nya, dan aleria pun nyeletup “Gue bisa mainin piano nya”.
“ Nah pas, udah ayo berkelompok aja”.
“Joan, kan tadi pak louis bilang kalau tidak boleh berkelompok.,.” Janice pun nyeletup.
“ Ya gue tau...”
“Jadi maksud lo kita semua melanggar peraturan itu?” Tanya Aleria
“Dia gapernah bilang kan kalau itu peraturan. Berarti kalau kita bisa meyakinkan dia kalau lagu yang kita buat dan nyaniin bagus, pasti kita dibolehin!” Jawab Joan.
“Eh tapi kalau dia bilang gaboleh gimana sayang ? masa kita udah buat cape-cape akhirnya ga guna juga.” Tanya Rei.
“A-atauu kita ga kasih tau dia, jadi langsung tampil saja. Siapa tau dia suka dan malah dapat nilai bagus”. Ucap ku sembari meyakinkan semua orang di ruangan ini.
“Kalau dapet nilai jelek, gue salahin lu ya..!” Ucap Rei.
“Lah kok gue tiba-tiba kan pacar lo tuh yang buat ide gituan dari awal.” “Udah udah, gua kan cuma nanya lo orang doang, kalau gamau yaudah”. Ucap Joan.
Pada akhirnya kami semua setuju untuk mengikuti ide Joan. Selama 3 hari yang tersisa kami semua sibuk dengan peran peran kami sendiri, namun kita tidak lupa untuk saling membantu, bahkan aku tidak sangka Rei tidak mengejek ku melainkan membantu ku saat aku tidak tau cara menyambungkan kabel speaker dan alat musik.
Hari tampil pun tiba, kami sudah sudah bersiap-siap dan menunggu salah satu nama dari kami disebut.
“Oke sekarang kita akan mendengarkan lagu yang telah dibuat oleh seorang murid yang sangat berbakat, silahkan naik ke panggung Joan !”
Pada saat iu kami semua langsung bergegas naik ke panggung semua membingungkan para pendengar dan tentu pak Louis. Pak Louis melihat mata kami semua dengan tatapan yang tajam. Tetapi kami tidak peduli dan tetap menyanyikan lagu itu. Dengan hasil kerja keras dan kerja sama kami, kami dapat menyanyikan lagu itu dengan baik. Dan juga dari wajah para pendengar sepertinya mereka menikmatinya, bahkan banyak dari mereka yang berseru dan berteriak seperti berada di konser.
Setelah kami menyanyikan lagu itu, pak Louis pun menghapiri kami. Dan ia hanya menaruh kedua tangannya di pinggang nya sembari menatap kami semua.
“Kalian tau kan, kalau tugas ini bolehnya dilakukan secara individual?” Tanya pak Louis.
“Tau pak,” ucap kami semua.
“Huh... aku kecewa. Tugas ini ngaruh 30% ke nilai kalian tau?!, dan seenaknya kalian tampil berkelompok, seperti kalian mengabaikan informasi yang saya berikan.”
“Kalau gitu, bapak juga akan mengabaikan nilai kalian semua.”
“Pa jangan dong !! , tugas yang papa kasih susah banget, banyak dari kami yang punya kekurangan. Tidak semuanya bisa lakuin apa yang papa mau !” Aleria mengucapkan itu sembari memegang tangan ayahnya dan memberanikan dirinya untuk menantang alasan ayahnya.
Pak Louis pun tersenyum sedikit , “hahaha, bapak cuma bercanda !” , “Karena kalian semua sudah bisa bekerja sama untuk mengahsilkan lagu yang bagus, nilai kalian pun akan bagus.” Ucapnya.
Kami semua pun tertawa dan menari sedikit sebagai tanda keberhasilan.
---
Unforgettable Birthday
“
Unexpected moments that become your best memories
Kita semua pasti punya pengalaman yang tidak bisa dilupakan kan? Bagiku ini adalah salah satu pengalaman yang sangat indah. Pengalaman ini dimulai dari aku yang sedang berbaring di sofa ruang tamu , lalu ibuku datang dan duduk di sofa juga bersamaku.
“Adek , mama ada info nih.”
“Apa?”
“Dua hari lagi kita sekeluarga bersama tante kamu, om kamu, kakek dan nenek kamu, dan beberapa temen mama papa akan pergi ke kapal pesiar untuk merayakan aniversary mama dan papa, ” ucap mamaku.
“Oh iya, mama sama papa aniversary nya lusa ya...” ucapku sambil melihat ke arah mamaku, dan tidak beberapa lama kemudian mamaku nyeletup. “Iya, kan sambil ngerayain ulang tahun kamu juga.”
Mataku langsung terbuka lebar, tidak hanya aku lupa mengenai aniversary orang tua ku, aku juga lupa bahwa dua hari lagi itu hari ulang tahun aku... wah, kalau gini aku tidak bisa merayakan ulang tahunku bareng teman-teman ku. Melainkan bersama keluarga besar ku dan teman papa mama yang saya tidak kenal. Tapi aku tak harap lebih sih, dari ulang tahun terakhir ku, aku tidak sangat menonjol. Paling hanya keluarga besar ku mengucakpan “selamat hari ulang tahun” kepada ku. Selebihnya mereka merayakan aniversary orang tua ku.
Mungkin...ulang tahun ku kali ini bisa lebih baik dari tahun kemarin..
Hari esoknya aku memberitahu temanku kalau aku tidak dapat merayakan ulang tahunku barng mereka.
“Yah, padahal kita semua udah booking tempat untuk makan makan..” Ucap Aleria.
“Enggak, kita belom booking tau baru nyari tempat nya, ” ucap Janice.
“Shut up..” ucap Aleria dengan bergugam dan senyum menatapku.
Tiba-tiba Rei dan Joan datang, dan Rei pun nyeletup “Emang dua hari lagi lu ulang tahun?” Aku pun menjawab “Iya..tapi kita gabisa ngerayain bareng..”
“Emang siapa yang mau rayain ulang tahun lu ?”
“Haha Rei, kami sudah biacara tentang ini. ” Ucap Joan kepada Rei.
“Santai sih, gue cuma bercanda doang.”
“Jadi, kenapa gak bisa rayain bareng Adaline ?” Tanya Joan.
“Lo orang tau kan kalau ulang tahun gue bareng aniversary orang tua gue,” lalu mereka semua jawab “engga ga tau”.
“Ugh terseralah, jadi mama gue bilang kemarin kalau gue sama keluarga besar termasuk teman mama papa ku akan pergi naik kapal persiar..”
“Hah?! Kapal persiar line ? itukan kapal yang ada mall, kolam renang, sama tempat makan nya.” Ucap Aleria.
“Iya itu, tapi gue juga bakal bosen sih walaupun ada banyak hal disana.”
“Gimana kalau kita semua ikut ke kapal persiar itu, maksud gue kan banyak pasti dari kita yang mau dan juga lo gabakal bosen sendirian doang kayak anak ilang. Kita semua janji kok kalau kita tidak akan membuat keributan di sana.” Ucap Rei.
Setelah aku mendengar ide dari Rei yang menurutku menarik, aku langsung menanyakan orang tua ku dan mereka bilang boleh. Aku pun segera memberitahu teman-teman ku dan kita semua segera bersiap-siap.
--
Sekarang aku dan teman-teman ku telah berada di depan kapal persiar yang sangat besar.
“Wow, orang tua lu pasti kaya untuk adain aniversary di kapal ini,” ucap Joan.
“Ya ya ya, jadi kalian bersyukur ya gue udah ngundang kalian! Ucapku.
Tiba-tiba papa ku datang dan berjalan menghadap kita semua, “Hallo anak-anak, kalian pasti temannya Adaline ya,” ucap papa ku.
“Oh, gue bukan temannya. ” Ucap Rei
“Well, yang boleh naik ke kapal persiar sih Cuma teman gue doang, ” ucap ku sambil menyilangkan tangan ku.
“Are you kidding, kita teman dekat om!” Ucap Rei sembari memegang tangan ku seakan akan kita sepasang sepatu.
“Oke oke, ayo semua naik ke kapal, sudah ditunggu kalian.”
Kami semua memasuki kapal itu dan melihat sekitar dengan wajah yang kagum akan fasilitas kapal ini. Kami juga diberi kamar yang satu kamarnya berisi 2-3 orang. Setelah itu kami semua berpisah mengelilingi kapal itu. Aku pun pergi ke tempat makan sekitar dan aku tidak sengaja bertemu dengan tante ku.
“Adaline, sudah lama loh tante ga ketemu kamu. Kamu makin cantik ya !”
“Haha, makasih tante.” Ucapku
Lalu tanteku mengajak aku untuk duduk di meja nomor 12. “Oh iya tante denger-denger kamu ulang tahun ya hari ini. Selamat ulang tahun ya Adaline, semoga jadi anak yang lebih baik”, aku pun menjawab “iya makasih banyak ya tantan!” Sepertinya tahun ini akan seperti tahun yang lalu, atleast aku ada teman untuk berbincang.
“Adaline, Adaline !” Suara yang keras pun terdengar dari belakang ku, dan setelah ku lihat, suara itu muncul dari mamaku yang sedang berlari ke arah ku.
“Temen mu lagi buat kekacauan tau di kolam renang, sana urusin sebelum terjadi apa-apa.”
Aku pun bergegas ke kolam renang. Saat aku nyampai aku mencari teman ku yang katanya “membuat kekacauan” dan aku menemukan keributan di area makanan. Aku langsung berjalan ke situ dan aku melihat Rei yang sedang ber adu mulut dengan pelayan kapal persiar.
“Hei hei, ada apa ini ?” Tanya ku.
“Wanita muda ini tidak mau membayar makanan nya yang seharga 80 usd, sehingga dia memasukan pasta yang ia makan ke dalam baju salah satu pelayan kami.” Jawab pelayan itu. Mulut ku pun terbuka lebar dan melihat ke arah Rei tidak percaya dengan hal yang telah ia lakukan.
“Ya bukan salah gue dong, jelas jelas di meja itu ada tulisan must try this delicious food, dan jangan panggil gue wanita muda, gue ga semuda itu ya !” Sahut Rei sambil menunjuk papan yang berisi tulisan lalu mendorong punggung pelayan itu dengan kedua tangannya yang hampir mengakibatkan pelayan itu jatuh.
“O-oh, jaga nada kamu ya. Aku lebih dewasa dari pada kamu yang langsung makan-makan aja tanpa mikir.” Pelayan itu juga mendorong punggung Rei. Namun sebelum terjadi perkelahi yang besar aku pun memberhentikannya.
“Berhenti !! , ini bukan sepenuhnya salah teman saya ya, kamu sebagai pelayan tidak mencamtumkan tulisan bahwa kita harus bayar untuk makanan itu. Tapi gara-gara teman saya sudah melakukan hal yang sedikit kejam, ini saya bayar 50 usd.”
Aku mengambil uang yang ada di dompet ku dan memberikannya kepada pelayan itu lalu menarik tangan Rei dan berjalan ke kamar kita.
“Lo tau lo gausa bantu gue harusnya, ” ucap nya sambil memisahkan tangan kita.
“Jika gue ga bantu lo, kita sudah bisa ada di tengah laut Rei..” ucap ku sambil mengambil tangan nya lagi dan menarik nya ke kamar. Tapi di tengah jalan aku tidak sengaja melihat Janice yang sedang berdiri tegang menutupi sesuatu, aku dan Rei langsung menghampirinya.
“Janice, lo nutupin apa ?”
“A-ah, untung kalian yang datang. Ini aku ga sengaja pecahin vas ini, kayaknya mahal deh.” Ucap Janice sembari membuka kain yang digunakan untuk menuttupi pecahan vas itu.
“JANICE!!” , “Aduh, Jan itu mahal banget tau!, kok lo bisa se lemas itu.” Ucap ku sambil memikirkan apa yang harus ku perbuat, tentu aku tidak akan hanya membiarkannya di lantai begitu saja.
“Janice lu harus ngomong sama salah satu petugas kapal ini, siapa tau dia bisa bawa manager ya kesini.”
“Tapi kalau dia minta ganti rugi gimana Adaline, gue cuma bawa uang 65 usd sama hadiah kamu.”
“Yaudah gue aja yang bayarin dulu, ” ucap ku.
“Yakin Line ? , lu tadi udah bayarin makanan gue dan lu tau kan vas ini jutaan dollar.” Ucap Rei.
Aku yang meminta orang tua ku untuk mengundang mereka, maka aku yang harus bertanggung jawab atas kelakuan mereka jika mereka tidak bisa. Aku menyuruh Rei untuk mencari yang lain sebelum terjadi kejadian yang lain, lalu aku bersama Janice membawa vas itu dalam kain dan mencari petugas terdekat. Saat ketemu salah satu petugas aku mengatakan bahwa vas nya telah pecah dan anehnya hanya aku yand dibawa ke kantor nya. Aku menoba untuk menjelaskannya ke petugas itu tapi ia hanya mengabaikannya.
Setelah aku bertemu dengan manager nya ia mengatakan bahwa vas itu merupakan warisan orang yang ia kasihi dan harganya pun sekitar miliyaran.
“Gamungkin harganya segitu besar, masa vas penting itu bapak taruh di tengah kapal. Kan aneh, jika bapak bener- bener sayang pasti bapak akan menaruhnya di tempat yang terjaga.” Ucap ku dengan suara yang keras menantang jika harga dari vas itu diluar dari dugaan ku.
“Baik jika kamu tidak bisa membayarnya, aku tidak punya pilihan lain selain memberhentikan kamu dan membuang kamu di laut.” Ucap bapak itu semari menyuruh petugas itu membawa ku.
“Eh bapak! Gaada pilihan lain tah, aku akan kerja atau mungkin aku hutang dulu pak, jangan buang aku ke laut!!” Ucapku berteriak.
Keberuntungan tidak selalu datang. Aku mengharapkan hari ini dapat terlaksana dengan baik, namun aku terlalu mempercayai teman-teman ku sehingga inilah yang terjadi di akhirnya. Aku tidak bisa berkata-kata lagi, banyak orang yang sedang melihatku di tarik oleh petugas tersebut, bahkan beberapa kenalan ku lihat dan mengejarku.
Saat berada di dekat kolam renang mereka membawaku ke tepi dan ingin melemparku, aku disitu melihat semua temanku dan keluarga besarku menyaksikan kejadian ini.
Namun saat mereka mengayunku aku mendengar lagu yang disetel saat itu dan itu berkata...
“Selamat ulang tahun?”
“DORRR !!!!” Aku melihat petasan warna-warni dan teman-temanku serta orang tua ku yang memegang kue dan menyanyikan lagu itu juga.
Akhirnnya aku nyadar bahwa semua ini hanyalah lelucon. Petugas itu pun menurunkan aku dan ikut merayakan ulang tahun ku . Karena itu, aku mengeluarkan tetesan air mata, mereka semua pun mengucapkan selamat ulang tahun kepada ku dan memeluk ku.
“Aku kira ini beneran tau...” ucap ku sambil memegang kue yang diberikan.
“Haha, berkat teman-teman mu. Mereka yang menceritakan kalau kamu bosan dan setelah mama lihat. Memang kamu juga pantas untuk dirayakan juga semegah megahnya. Jadi mama-papa ngajak kalian semua ke kapal bukan untuk merayakan aniversary mama papa, melainkan merayakan ulang tahun mu.”
Aku berterima kasih kepada teman-temanku atas segalanya, dan kita pun berpesta merayakan ulang tahun ku.
---
TERIMA KASIH,
Terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah mendukung dan memberkati kami sampai di titik ini.
Terima kasih kepada Ibu Yunianti Dwi Rinukti yang telah memberikan kami kesempatan dan pelajaran dalam pembuatan novel ini dari awal sampai akhir.
Terima kasih kepada orang tua yang selalu memberikan kami semangat untuk menyelesaikan novel ini.
Terima kasih kepada teman-teman yang selama ini membantu kami dalam memberi ide, saran dan juga kritik atas pembuatan novel kami.
Tidak kami sangka, bahwa novel ini bisa sampai di bagian penutup dan dapat kami selesaikan dengan baik.
Sekali lagi, terima kasih untuk semua yang terlibat dalam pembuatan novel ini.
Sampai nya kalian di halaman ini adalah tanda bahwa novel pertama kami yang berjudul "College Era" akan terbit dan dapat dibaca oleh kalian semua
Regards,
Alicia Gwen Halim dan Felisita Dyaning Purboyati.